Thailand Cabut Larangan Penjualan Minuman Beralkohol Pada Sore Hari

Thailand cabut larangan minuman keras untuk sore hari. Foto: EFE-EPA

Thailand Cabut Larangan Penjualan Minuman Beralkohol Pada Sore Hari

Fajar Nugraha • 4 December 2025 13:34

Bangkok: Thailand, pada Rabu, 3 Desember, melonggarkan pembatasan penjualan alkohol yang telah berlaku selama puluhan tahun. Pelonggaran ini memungkinkan konsumen membeli anggur, bir, dan minuman keras di jam-jam sore, yang sebelumnya dilarang dalam masa uji coba selama enam bulan.

Negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha ini, masih mempertahankan undang-undang alkohol yang ketat, membatasi penjualan pada jam-jam tertentu dan melarangnya pada hari-hari besar keagamaan.

Sebelumnya, toko minuman keras, bar, dan pengecer lainnya dilarang menjual alkohol dari pukul 14.00 hingga 17.00, tetapi aturan tersebut dilonggarkan dengan mengizinkan penjualan dari pukul 11.00 hingga tengah malam selama masa uji coba, seraya sebuah komite mempelajari dampaknya.

Para pejabat bulan lalu, meninjau laporan penjualan pukul 14.00 hingga 17.00 yang telah lama berlaku. Aturan ini awalnya diperkenalkan untuk mencegah pegawai pemerintah minum alkohol selama jam kerja dan sering membingungkan pengunjung asing. 

"Dulu, ada kekhawatiran pegawai pemerintah akan menyelinap keluar untuk minum, tapi sekarang sudah berbeda," ujar Wakil Perdana Menteri Sophon Saram kepada wartawan bulan lalu, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis, 4 Desember 2025.

Sementara itu, menurut pernyataan dalam Royal Gazette yang diterbitkan pada hari Selasa, Menteri Kesehatan, Pattana Promphat, mengatakan langkah ini sesuai dengan situasi saat ini.

Walaupun dikenal sebagai pusat pariwisata dan kehidupan malam, undang-undang alkohol Thailand tetap berakar pada ajaran Buddha yang memandang minum sebagai pelanggaran moral. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Thailand menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumsi alkohol tertinggi di Asia.

Data WHO menunjukkan, bahwa Thailand menduduki peringkat ke-16 dari hampir 200 negara untuk kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas per kapita pada tahun 2021. Berdasarkan angkat kementerian kesehatan masyarakat, hampir 33.000 orang tewas dalam insiden mengemudi dalam keadaan mabuk di Thailand dari tahun 2019 hingga 2023.

Bangkok, pada Rabu sore, mengatakan kepada wartawan AFP, bahwa mereka belum melihat perubahan signifikan pada hari pertama pelonggaran aturan penjualan. Seorang asisten toko di Gourmet Wine Cellar, mengatakan belum banyak orang karena pelanggan masih belum tahu tentang undang-undang baru tersebut.

Sementara itu, bebebapa pembeli di 7-Eleven memilih minuman soda daripada minuman beralkohol, walaupun ada tanda di pintu lemari es, bahwa jam penjualan diperpanjang. Seorang pelayan di taman bir mengatakan, bahwa ia mengetahui perubahan aturan tersebut dari Tiktok, seraya menambahkan tidak ada perubahan karena biasanya ia tidak mendapat pelanggan di jam-jam tersebut.

Matthew, seorang pelancong Inggris, 23, mengaku tidak mengetahui adanya larangan penjualan alkohol di sore hari. Ia menambahkan, bahwa aturan ini akan buruk bagi perekonomian, seraya menambahkan beberapa turis yang datang mempertanyakan tindakan tersebut berlandaskan dengan agama.

(Kelvin Yurcel)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)