Penerapan Prinsip ESG Buat UMKM Makin Berdaya Saing

Head of ESG & Sustainability Evermos Andika Dwi Saputra.

Penerapan Prinsip ESG Buat UMKM Makin Berdaya Saing

Whisnu Mardiansyah • 10 September 2025 23:54

Bandung: Environmental, Social, dan Governance (ESG) kini menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan bisnis di seluruh dunia, tidak hanya untuk perusahaan skala besar, namun juga bagi UMKM di Indonesia, urgensi ini semakin terasa karena UMKM menyumbang lebih dari 60 persen PDB nasional dan menyerap hingga 97 persen tenaga kerja.

Dengan demikian, penerapan ESG di UMKM akan memberikan dampak signifikan, bukan hanya meningkatkan daya saing tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan bangsa.

Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan tumbuh seiring perjalanan bisnis. Pada 2022, Kintakun mengikuti asesmen ESG yang mendorong perusahaan mulai membenahi tata kelola, menyusun SOP baru, serta menerapkan standar keselamatan kerja (K3) dan sistem whistleblower.

Dari hasil asesmen, Kintakun juga mendapat sejumlah rekomendasi, di antaranya meningkatkan efisiensi energi di area produksi, memperkuat pengelolaan limbah tekstil, serta memperluas keterlibatan sosial di rantai pasok.

Dalam tiga tahun, rekomendasi tersebut dijalankan secara bertahap. Kini Kintakun memiliki budaya kerja yang lebih transparan, karyawan semakin sadar terhadap pentingnya efisiensi energi, dan sistem pengelolaan limbah berjalan lebih baik. Kurasi sosial dan lingkungan pada pemasok juga mulai diterapkan, sehingga tercipta rantai pasok yang lebih bertanggung jawab.
 

Baca: Peran Masyarakat Ulubelu pada Ekosistem Hidrogen Hijau Pertamina

“Sebagai perusahaan berbasis garmen, Kintakun Collection selalu mementingkan kesejahteraan karyawan dan seluruh staf, serta berupaya meningkatkan roda ekonomi mikro nasional,” ujar CEO Kintakun Dwi Harto di Bandung, Rabu, 10 September 2025.

Pada kesempatan yang sama, sejak berdiri pada 2023, Alamme menanamkan prinsip keberlanjutan melalui penggunaan bahan baku alami. Tidak berhenti disitu, komitmen berlanjut hingga terciptanya kerja sama secara langsung dengan petani lokal, upaya meminimalisasi limbah dengan SOP pengolahan limbah terpadu hingga penerapan Business Continuity Plan (BCP) untuk menyiapkan perusahaan saat menghadapi krisis. 

“Dengan mendukung petani dan peternak lokal, Alamme berhasil menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berdaya tahan, sekaligus menjadi pionir dalam membawa produk kesehatan inovatif ke seluruh penjuru negeri,” jelas Danang Satria, Co-Founder Alamme.

Bagi karyawan, adanya panduan kerja yang jelas membuat mereka lebih disiplin, percaya diri, dan merasa hasil kerja mereka diakui. Transformasi ini membuktikan bahwa ESG dapat menjadi pondasi sekaligus identitas brand.

Ini menunjukkan bahwa praktik ESG bisa diterapkan pada karakter bisnis yang berbeda. Penerapan ESG mampu membantu UMKM menjadi lebih efisien, mengurangi risiko, dan membuka akses pasar yang lebih luas. Sebagai upaya mendukung hal ini, Evermos berkomitmen mendampingi brand UMKM sebagai mitra strategis untuk terus membangun kesadaran keberlanjutan sejak dini melalui pelatihan ESG dan asesmen gratis. 

“Keberlanjutan bukanlah milik perusahaan besar saja. UMKM pun bisa memulainya dari langkah sederhana,” ujar Head of ESG & Sustainability Evermos  Andika Dwi Saputra. 

Perjalanan brand UMKM lokal seperti Kintakun dan Alamme diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya. Dari Bandung, praktik ESG yang sudah diterapkan menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu menapaki jalan keberlanjutan serta membawa dampak positif. Keberlanjutan bukan hanya tentang bisnis hari ini, melainkan tentang masa depan UMKM Indonesia yang lebih inklusif, tangguh, dan siap bersaing di level global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)