Setidaknya 700 Muslim Myanmar Tewas Akibat Gempa Besar Pekan Lalu

Masjid di Myanmar hancur akibat gempa. Foto: Irrawaddy News

Setidaknya 700 Muslim Myanmar Tewas Akibat Gempa Besar Pekan Lalu

Fajar Nugraha • 1 April 2025 09:05

Mandalay: Gempa bumi dahsyat Jumat di Myanmar menewaskan hingga 700 Muslim. Gempa juga menghancurkan sekitar 60 masjid di wilayah Mandalay dan Sagaing, banyak di antaranya dibangun sejak abad ke-19, menurut Spring Revolution Myanmar Muslim Network.

Masjid-masjid hancur menjadi puing-puing di kota-kota Mandalay, Sagaing, Naypyitaw, Pyinmana, Pyawbwe, Yamethin, Thazi, Meiktila, Kyaukse, dan Paleik, menurut komunitas Muslim.

Jumlah sebenarnya masjid yang dilanda gempa mungkin jauh lebih besar, mengingat hubungan komunikasi dengan banyak daerah belum pulih setelah gempa bumi.

Gempa tersebut menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan Muslim karena terjadi selama salat Jumat di waktu paling suci dalam setahun.

“Kami memperkirakan jumlah korban jiwa yang tinggi karena gempa bumi terjadi saat salat Jumat dan saat ini bulan Ramadan. Kami masih belum memiliki angka pasti, tetapi kami tahu ratusan orang tewas,” kata seorang penganut Muslim, Ko Shaki, seperti dikutip Irrawaddy, Selasa 1 April 2025.

Menurut seorang warga Muslim, para jamaah Muslim masih terjebak di bawah reruntuhan Masjid Shwe Bhone Shein di pusat kota Mandalay pada hari Sabtu. Tidak jelas apakah ada yang berhasil diselamatkan hingga hari Senin.

Setidaknya 18 masjid mengalami kerusakan di Mandalay saja, sebagian besar dibangun pada masa pemerintahan Raja Mindon (1853-1878). Tempat-tempat ibadah lama ini tidak pernah diperbaiki, kata Ko Shaki.

“Kami tidak diizinkan untuk memperbaiki dan merawat masjid di bawah pemerintahan yang berganti-ganti,” kata Ko Shaki.

Asosiasi Anti-Muslim untuk Perlindungan Ras dan Agama, kelompok ultranasionalis yang didukung militer yang lebih dikenal sebagai Ma Ba Tha, juga mempengaruhi opini publik di negara yang mayoritas beragama Buddha itu untuk menentang masjid, jelasnya.

“Pemerintah yang berkuasa tidak berani mengangkat isu masjid (karena takut dicap pro-Muslim). Akibatnya, masjid-masjid akhirnya takluk pada bencana alam,” kata Ko Shaki.

Pada tahun 2017, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan bahwa kondisi masjid-masjid bersejarah telah memburuk karena tidak adanya perawatan rutin. Penduduk setempat melaporkan kesulitan memperoleh izin dari pihak berwenang untuk memperbaiki atau membangun tempat ibadah Islam.

Media junta melaporkan 1.591 rumah, 670 biara, 60 sekolah, tiga jembatan, dan sedikitnya 290 pagoda rusak akibat gempa di Wilayah Mandalay pada hari Jumat, tetapi tidak menyebutkan apa pun tentang masjid.

Korban diperkirakan akan bertambah setelah tim penyelamat junta gagal datang ke masjid-masjid yang hancur pada hari Sabtu. Penduduk melaporkan bau dari sisa-sisa jasad manusia di bawah reruntuhan pada hari Minggu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)