Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Dok Medcom.id
Achmad Zulfikar Fazli • 9 January 2025 17:40
Jakarta: Semua pihak didorong segera memitigasi potensi bencana hidrometeorologi di Tanah Air. Perlu ada peningkatan deteksi dini dan kesiapsiagaan masyarakat untuk mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi.
"Berbagai perkiraan dari para pakar yang menyebutkan sejumlah potensi bencana hidrometeorologi yang akan terjadi di tanah air harus segera diantisipasi," kata Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Januari 2025.
Pada Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sulawesi Selatan, Kamis, 2 Januari 2025, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya mitigasi proaktif dan perubahan pola pikir masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan tinggi akan berlangsung hingga Januari 2025. Kondisi tersebut memerlukan penguatan sistem pemantauan dini dan kesiapsiagaan untuk merespons potensi bencana.
Menurut Lestari, upaya mengubah pola pikir masyarakat terkait kelestarian lingkungan dan mitigasi proaktif terhadap berbagai ancaman bencana bukan merupakan hal mudah. Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat langkah mengubah pola pikir masyarakat memerlukan dukungan yang konsisten dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Kemudian, memerlukan waktu dan tahapan yang tidak sebentar.
Rerie mengatakan kesamaan pemahaman dari para pemangku kepentingan terkait pentingnya mitigasi potensi bencana dan pelestarian lingkungan harus mampu dibangun. Sehingga, langkah yang diambil untuk mengantisipasi bencana dapat direalisasikan dengan baik.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap semangat membangun kolaborasi antardaerah dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat terkait pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana dapat ditingkatkan. Sebab, dengan kondisi alam yang rawan bencana, Indonesia sangat membutuhkan keterlibatan semua elemen bangsa, termasuk masyarakat, dalam upaya mencegah dan menanggulangi bencana alam.
Jakarta: Semua pihak didorong segera memitigasi potensi bencana hidrometeorologi di Tanah Air. Perlu ada peningkatan deteksi dini dan kesiapsiagaan masyarakat untuk mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi.
"Berbagai perkiraan dari para pakar yang menyebutkan sejumlah potensi bencana hidrometeorologi yang akan terjadi di tanah air harus segera diantisipasi," kata Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Januari 2025.
Pada Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sulawesi Selatan, Kamis, 2 Januari 2025, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya mitigasi proaktif dan perubahan pola pikir masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan tinggi akan berlangsung hingga Januari 2025. Kondisi tersebut memerlukan penguatan sistem pemantauan dini dan kesiapsiagaan untuk merespons potensi bencana.
Menurut Lestari, upaya mengubah pola pikir masyarakat terkait kelestarian lingkungan dan mitigasi proaktif terhadap berbagai ancaman bencana bukan merupakan hal mudah. Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat langkah mengubah pola pikir masyarakat memerlukan dukungan yang konsisten dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Kemudian, memerlukan waktu dan tahapan yang tidak sebentar.
Kesamaan pemahaman dari para pemangku kepentingan terkait pentingnya mitigasi potensi bencana dan pelestarian lingkungan, kata Rerie, harus mampu dibangun. Sehingga, langkah yang diambil untuk mengantisipasi bencana dapat direalisasikan dengan baik.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap semangat membangun kolaborasi antardaerah dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat terkait pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana dapat ditingkatkan. Sebab, dengan kondisi alam yang rawan bencana, Indonesia sangat membutuhkan keterlibatan semua elemen bangsa, termasuk masyarakat, dalam upaya mencegah dan menanggulangi bencana alam.