Candra Yuri Nuralam • 3 October 2025 14:58
Jakarta: Relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tangerang Selatan Maria Sudilaksana Mega berharap program makan bergizi gratis (MBG) dilanjutkan. Proyek itu kini menjadi mata pencahariannya sehari-hari.
"Saya enggak tahu mau kerja di mana lagi untuk menghidupi anak-anak saya (jika MBG dihentikan)," kata Mega melalui keterangan tertulis, Jumat, 3 Oktober 2025.
Mega merupakan juru racik untuk menyiapkan bahan makanan dan bumbu sebelum diolah oleh juru masak. Tiap harinya, dia mengaku menyiapkan bahan makanan dan bumbu untuk 3.300 porsi makanan tiap harinya.
Mega mengaku senang bekerja menyiapkan makanan untuk para siswa. Apalagi, sistem kerja di
SPPG dinilanya sangat manusiawi.
"Pas saya hamil, saya selalu masuk sif siang," ujar Mega.
Mega bersyukur proyek MBG bisa memutar roda ekonomi keluarganya. Karenanya, dia berharap program itu tidak disetop.
"Alhamdulillah saya bisa menyekolahkan anak saya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap Mega.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemerintah akan memberlakukan standar sertifikasi yang ketat bagi seluruh dapur program MBG atau SPPG. Langkah ini diambil sebagai respons atas maraknya kasus keracunan yang menimpa para siswa di berbagai daerah.
Relawan SPPG Tangsel Maria Sudilaksana Mega/Istimewa
Dalam konferensi pers terkait penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan MBG, Menkes Budi memaparkan bahwa setiap SPPG kini diwajibkan untuk memenuhi tiga standar sertifikasi utama sebelum dapat beroperasi. Sertifikasi tersebut meliputi Sertifikat Laik Higien Sanitasi (SLHS) dari Kementerian Kesehatan, sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) yang berfokus pada keamanan proses pengolahan makanan, serta sertifikasi Halal.