Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengajak warga sekitar untuk melihat kondisi tempat pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Dok. Istimewa.
Fachri Audhia Hafiez • 6 November 2025 23:29
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan uji coba Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan tetap berjalan. Namun, kapasitas pengolahan sampahnya dikurangi untuk sementara waktu.
"Enggak dihentikan. Sekarang kapasitasnya kita batasi sampai 1.000 (ton)," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 6 November 2025.
Pramono menjelaskan RDF Rorotan sebelumnya sempat beroperasi dengan kapasitas 2.000 hingga 2.500 ton sampah per hari. Namun peningkatan kapasitas itu justru menimbulkan sejumlah masalah di lapangan, salah satunya bau tak sedap yang tercium hingga kawasan permukiman warga.
"Ketika dinaikkan jadi 2.000 (ton), bahkan sempat 2.500 (ton), mulai muncul problem. Sampahnya kena hujan, prosesnya terganggu, lalu truk-truk pengangkut yang lama meneteskan air lindi dan menimbulkan bau," jelas Pramono.
Menurut Pramono, masalah utama bukan pada fasilitas RDF-nya, melainkan pada sistem pengangkutan dan kondisi sampah yang dikirim ke lokasi. Karena itu, pihaknya memutuskan menurunkan sementara kapasitas RDF menjadi 1.000 ton per hari agar proses berjalan stabil.
"Karena ketika 1.000 ton, masyarakat di sana juga diajak melihat cerobong dan sebagainya, cerobongnya bersih, tertata dengan baik, dan juga sampahnya teratur karena memang sampah yang digunakan untuk RDF itu sebaiknya 2 sampai dengan 5 hari," jelas Pramono.
Gubernur Jakarta Pramono Anung. Foto: Metrotvnews.com/Adinda Vinka.
Politikus PDIP itu, juga memastikan armada pengangkut sampah yang sudah tua akan segera diganti agar proses distribusi lebih efisien dan tidak menimbulkan bau di jalan.
"Sekarang ada 93 truk dari pengadaan 2024, dan pengadaan 2025 akan dipercepat. Truk lama ditarik untuk keperluan lain," papar Pramono.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang diunggah di Instagram
@pramonoanungw, ia juga menegaskan kepada jajarannya agar persoalan RDF Rorotan tidak dianggap sebagai persoalan yang biasa saja. Pramono ingin proses
komisioning dapat dilakukan dengan hati-hati dan diawasi secara langsung.
“Karena ini sensitif, maka ini harus ditangani dengan semangat
crisis center,” ujar Pramono.