Industri Furnitur Global Tertekan Tarif Trump

Pameran furnitur di AS. Foto: Xinhua/Liu Yanan.

Industri Furnitur Global Tertekan Tarif Trump

Husen Miftahudin • 22 May 2025 09:43

New York: Tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang sektor furnitur, menumpuk biaya, memicu ketidakpastian dan menghambat upaya keberlanjutan.
 
Baik produsen internasional beserta distributornya maupun merek domestik merasakan terjebak antara meningkatnya biaya dan terbatasnya pilihan.
 
Desainer Utama dari Hollis & Morris, merek lampu dan furnitur yang berpusat di Toronto, Mischa Couvrette mengatakan tarif AS sangat memukul. Hal tersebut, kata dia, terasa seperti datang dengan palu yang berdampak sangat besar.
 
"Ini merupakan semacam manfaat sekaligus kutukan karena berada di Kanada, karena 80 persen penjualan perusahaan tersebut berasal dari Amerika Serikat," kata Couvrette dikutip dari Xinhua, Kamis, 22 Mei 2025.
 
Perusahaan berusia 11 tahun yang berfokus di Kanada, Meksiko, dan sebagian besar AS, itu harus melihat ke Eropa untuk pertama kalinya karena tarif, ungkap Couvrette seraya menambahkan mereka meluncurkan merek tersebut di Kopenhagen tahun ini.
 

Baca juga: Wirausaha Industri Fesyen dan Kriya Digembleng Bisa Naik Kelas


(Industri furnitur. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Shani)
 

Terpaksa kerek harga

 
Seorang perwakilan dari studio desain pencahayaan dan furnitur Italia Gaspare Asaro, yang produknya seluruhnya dibuat di Italia, mengatakan tarif sebesar 10 persen yang dikenakan oleh AS dan apresiasi euro terhadap dolar AS menambah lima persen biaya lagi.
 
Mengingat tingginya ketidakpastian tarif, perwakilan tersebut mengatakan perusahaan tidak punya pilihan lain selain membebankan biaya tambahan tersebut kepada klien.
 
Para pembuat furnitur AS, yang seharusnya menjadi pemenang dorongan proteksionis Trump, mendapati tarif yang dimaksudkan untuk membantu mereka justru melakukan hal yang sebaliknya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)