Suasana Jembatan Gladak Perak, Jumat 21 November 2025/BPBD Lumajang.
Daviq Umar Al Faruq • 22 November 2025 10:46
Lumajang: Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus memperkuat langkah mitigasi dan edukasi keselamatan menyusul erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 November 2025. Dua hari pascaerupsi, sejumlah titik masih menyisakan risiko, khususnya di sekitar Jembatan Gladak Perak yang dipenuhi genangan lumpur bercampur material vulkanis Semeru.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho, menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak bisa dianggap sepele. Jalan licin dan timbunan material sisa erupsi berpotensi memicu kecelakaan, terutama bagi pengendara roda dua.
“Kondisi jalan masih berisiko. Kami meminta masyarakat membatasi kecepatan, menjaga jarak aman, dan bagi pengendara motor, menuntun kendaraan di titik-titik lumpur tebal. Keselamatan harus menjadi prioritas,” tegas Isnugroho, Jumat 21 November 2025.
.jpeg)
Pembersihan material vulkanis Semeru. (BPBD Lumajang)
Menurut dia, edukasi keselamatan yang disampaikan kepada masyarakat merupakan bagian penting dalam fase pemulihan pascabencana. Upaya ini tidak berhenti pada imbauan, tapi menjadi strategi preventif untuk menekan potensi korban baru di tengah situasi yang belum sepenuhnya pulih.
Masyarakat juga diingatkan untuk memahami lokasi rawan, mengantisipasi bahaya saat berkendara, serta menggunakan masker dan pelindung mata demi menghindari paparan abu vulkanik yang masih beterbangan.
Sementara itu, di Gladak Perak, aparat Satpol PP bersama relawan terus melakukan pengaturan lalu lintas, memberi arahan langsung kepada pengguna jalan, serta membantu pembersihan material vulkanik.
Isnugroho menekankan, pemulihan bencana bukan hanya perkara membersihkan jalan atau memperbaiki infrastruktur semata, melainkan juga membangun kesadaran kolektif sebagai bagian dari mitigasi jangka panjang.
“Edukasi keselamatan menjadi fondasi penting agar masyarakat tetap aman, tanggap, dan mampu menghadapi tantangan pasca bencana hingga kondisi normal kembali,” pungkas Isnugroho.
Letusan Sekunder Semeru Bikin Panik Warga
Sementara itu, situasi sempat kembali menegangkan pada Jumat petang, ketika terjadi letusan sekunder di sepanjang aliran Sungai Besuk Kobokan. Letusan muncul saat banjir lahar dingin melintasi tumpukan material lava panas sisa erupsi sebelumnya di wilayah Sungai Regoyo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Reaksi antara air dan material panas memicu semburan asap dan abu yang menutup jalur Piket Nol, salah satu penghubung utama antara Kabupaten Lumajang dan Malang. Suara gemuruh terdengar hingga permukiman warga di sekitar lokasi.
Gunung Semeru. (Dok PVMBG)
Relawan BPBD Lumajang, Winarno, menjelaskan bahwa aktivitas tersebut terekam jelas oleh alat pemantau kegempaan.
“Getaran letusan ini terekam jelas di seismogram, dengan amplitudo maksimal mencapai 43 milimeter,” jelas Winarno.
Merespons kondisi tersebut, petugas gabungan dari BPBD, relawan, dan aparat setempat langsung menutup sementara Jembatan Besuk Koboan guna menghindari potensi kecelakaan dan melindungi keselamatan warga. Setelah kepulan asap berkurang dan situasi dinilai lebih aman, jalur kembali dibuka secara terbatas.
Warga diimbau tetap meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi seluruh arahan petugas saat melintas di kawasan terdampak. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa ancaman susulan pasca erupsi Gunung Semeru masih mungkin terjadi, namun dengan kesiapsiagaan, koordinasi yang kuat, dan kedisiplinan masyarakat, risiko dapat diminimalkan secara signifikan.