Perekonomian Jawa Timur pada kuartal III menunjukkan kinerja yang tangguh dan tumbuh secara inklusif. Bahkan, mengungguli perekonomian nasional. (Foto: Dok. Pemprov Jatim)
Patrick Pinaria • 13 November 2025 14:28
Surabaya: Di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dan fluktuasi ekonomi global, perekonomian Jawa Timur pada kuartal III menunjukkan kinerja yang tangguh dan tumbuh secara inklusif. Bahkan, mengungguli perekonomian nasional.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 5 November 2025, secara quarter to quarter (q-to-q) terhadap kuartal II-2025 perekonomian Jatim tumbuh 1,70 persen.
"Alhamdulillah, secara (q-to-q) ekonomi Jatim tumbuh 1,70 persen, angka ini adalah pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Pulau Jawa. Ini menunjukkan daya tahan dan soliditas ekonomi Jatim yang luar biasa," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Selasa, 11 November 2025.
"Di tengah fluktuasi ekonomi dunia, Jawa Timur mampu membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kekuatan utama dalam menjaga pertumbuhan yang stabil dan inklusif," imbuhnya.
Sementara itu, secara year on year (y-o-y) terhadap kuartal III-2024, perekonomian Jatim tumbuh 5,22 persen. Pertumbuhan tersebut tercatat di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang secara (q-to-q) terhadap kuartal II-2025 tumbuh 1,43 persen, sementara secara (y-on-y) tumbuh 5,04 persen.
"Dengan angka tersebut, Jatim tercatat penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa sebesar 25,65 persen, dan nasional sebesar 14,54 persen," terang Gubernur Khofifah.
Lebih lanjut disampaikannya, Industri Pengolahan tercatat penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,87 persen. Sedangkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 9,18 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen PMTB sebesar 5,25 persen.
Sementara dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Jasa Perusahaan sebesar 9,89 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,19 persen.
"Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi (q-to-q) adalah pertumbuhan sektor pertanian. Karena masuk masa puncak panen tebu dan masuk masa panen tembakau," ujarnya.
| Baca: Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun ke-6 Mulai 14 Juli, Gubernur Khofifah Konsisten Ringankan Beban Masyarakat |
