Sales Director Sampoerna, Yohan Lesmana. Foto: dok HMSP.
Ade Hapsari Lestarini • 3 July 2025 21:45
Jakarta: PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna), bersama perusahaan induk Philip Morris International (PMI), terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan inovasi berbasis sains dan teknologi melalui pengembangan produk bebas asap di Indonesia. Sejak diperkenalkan pertama kali pada 2019, perjalanan produk bebas asap ini telah membuka peluang kolaborasi lintas sektor yang berdampak positif, baik bagi konsumen dewasa, pelaku usaha, maupun ekosistem yang lebih luas.
Sales Director Sampoerna, Yohan Lesmana, mengatakan, Sampoerna percaya inovasi hadir saat produk yang lebih baik dapat diakses oleh konsumen dewasa. Ia menambahkan, Sampoerna melihat mitra usaha sebagai kolaborator kunci dalam membangun ekosistem yang bertanggung jawab, membantu perokok dewasa beralih ke alternatif produk bebas asap berbasis sains.
"Ini bukan hanya tentang menciptakan teknologi canggih di laboratorium; ini tentang bagaimana kita menjembatani sains dengan realitas sehari-hari, membawanya langsung ke tangan konsumen dewasa yang berhak atas pilihan yang lebih baik," ujar Yohan dalam acara Technovation 2025, dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juli 2025.
Menurut Yohan, upaya ini telah membuahkan hasil. Saat ini, program kemitraan produk bebas asap Sampoerna telah melibatkan lebih dari 600 UMKM lokal yang tersebar di 20 kota di seluruh Indonesia. Kemitraan ini tidak hanya menciptakan peluang usaha baru, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi lebih dari 1.300 tenaga kerja lokal serta melibatkan lebih dari 150 ribu toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC).
Selain tetap memperkuat jaringan SRC, Sampoerna juga berhasil memperluas kemitraan baru dengan pelaku industri yang sebelumnya belum tersentuh, seperti industri perhotelan dan kafe.
"Kami percaya dengan berkolaborasi secara mendalam, kita tidak hanya menciptakan peluang bisnis baru, tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas, yaitu menyediakan alternatif yang lebih baik bagi konsumen dewasa. Kemitraan ini bukan hanya bersifat transaksional semata, ini adalah program berkelanjutan yang berfokus pada nilai, inovasi, dan dampak positif jangka panjang bagi komunitas," ujar dia.
Rambah industri perhotelan
Salah satu mitra strategis yang sudah merasakan dampak positif dari produk bebas asap adalah The Trans Luxury Hotel. Melalui konversi sebagian kamar merokok menjadi kamar ramah IQOS, Trans Hotel Group menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan bersih, baik bagi staf dan tamu dewasa pengguna nikotin.
"Kami di dunia
hospitality sangat menjunjung tinggi kenyamanan dan kebersihan. Kehadiran produk bebas asap ini sangat membantu kami mempertahankan standar pelayanan," ujar Director of Marketing and Communication The Trans Luxury Hotel, Anggia Elgana.
Anggia menjelaskan, setelah melakukan konversi sebagian kamar menjadi kamar ramah IQOS, pihaknya mencatat penurunan biaya operasional pengelolaan kamar merokok secara signifikan. Sebelumnya, kamar merokok memerlukan perawatan yang jauh lebih intensif mulai dari pembersihan mendalam untuk menghilangkan bau asap rokok yang membandel, penggunaan ozon generator, hingga penggantian
furnishing dan linen yang lebih sering akibat kerusakan atau bau yang terserap.
Dengan diterapkannya kamar ramah IQOS, yang tidak menghasilkan asap, api, maupun abu, intensitas pembersihan dapat dikurangi secara signifikan. Hal ini tidak hanya memperpanjang usia pakai aset, tetapi juga memungkinkan efisiensi anggaran yang kemudian dapat dialokasikan untuk peningkatan kualitas layanan lainnya.
"Saya optimis dan yakin masa depan industri perhotelan akan semakin bergerak menuju lingkungan yang lebih bersih dan bertanggung jawab, dan produk bebas asap akan memainkan peran penting dalam transformasi ini. Pengalaman kami di Trans Luxury Hotel membuktikan adaptasi terhadap produk bebas asap bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan ganda, efisiensi operasional dan peningkatan reputasi," tutur Anggia.
Sampoerna juga menjalin kemitraan serupa dengan pengusaha UMKM di sektor kuliner. Chief Marketing Officer Maja Family, Omar Karim Prawiranegara, mengungkapkan trafik dan loyalitas pelanggan sejak menyediakan area ramah produk bebas asap mengalami peningkatan yang signifikan. Ia juga menyebut pendapatannya meningkat sekitar 25 persen.
"Kami berhasil menarik segmen pelanggan baru konsumen dewasa yang mencari tempat nyaman untuk bersantai tanpa mengganggu orang lain dengan asap atau bau. Mereka cenderung datang lebih sering, lebih lama, konsumsi makanan dan minuman lebih banyak. Tak jarang, mereka juga sering membawa teman sesama pengguna nikotin dewasa untuk ikut. Ini berdampak langsung pada peningkatan penjualan kami," ujar Omar.