Pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 13 October 2025 09:10
Oslo: Nobel Institute mengatakan pihaknya mencurigai spionase atau aksi mata-mata berada di balik kebocoran informasi yang mengungkap pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2025 beberapa jam sebelum pengumuman resmi. Mereka mengakui kebocoran informasi tersebut “sangat mungkin” terkait dengan spionase.
Ketua Komite Nobel Jorgen Watne Frydnes mengonfirmasi kemenangan Machado dalam konferensi pers di Oslo, menjadikannya orang Venezuela pertama dan orang Amerika Selatan keempat yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Harian Norwegia Aftenposten melaporkan bahwa peluang Machado untuk menang melonjak dari 3,75% menjadi hampir 73% semalam di bursa prediksi Polymarket, hanya beberapa jam sebelum pengumuman. Beberapa pengguna memasang taruhan besar, termasuk satu taruhan sebesar USD67.820, menurut Finansavisen. Tiga akun dilaporkan menghasilkan sekitar 300.000 kroner (USD27.000), dengan salah satu akun dibuat pada hari yang sama saat taruhan dibuat.
Baik analis maupun media internasional tidak mencantumkan Machado sebagai kandidat terdepan sebelum pengumuman tersebut.
"Kemungkinan besar ini spionase dan lembaga tersebut akan menyelidiki masalah ini dan jika perlu, kami akan memperketat keamanan lebih lanjut,” ujar Kristian Berg Harpiken, Direktur Nobel Institutedan sekretaris Nobel Comittee, mengatakan kepada TV2 Norwegia, dikutip dari Anadolu, Senin 13 Oktober 2025.
“Spionase dapat membuatnya tampak seolah-olah seseorang di dalam sengaja membocorkan informasi. Kemungkinannya kecil,” Harpiken menambahkan.
Ia menambahkan, "Terlalu pasti untuk mengatakan dengan pasti, tetapi bukan rahasia lagi bahwa Institut Nobel rentan terhadap spionase. Jelas bahwa lembaga tersebut diminati oleh para aktor yang ingin memperoleh informasi, baik negara maupun organisasi lain. Motifnya bisa politis maupun ekonomi. Ini telah berlangsung selama beberapa dekade."
Machado, yang dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Venezuela 2024, dianugerahi penghargaan "atas kerja kerasnya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi bagi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi," kata komite tersebut.