Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait. Foto: MI/Insi
Insi Nantika Jelita • 28 November 2024 14:14
Jakarta: Pemerintah berencana menggunakan lahan negara di kawasan Stasiun Manggarai untuk menyusun perencanaan program penataan kawasan permukiman.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurutnya, hal itu diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan negara yang ada di kawasan perkotaan. Sehingga, nantinya lahan tersebut menjadi lokasi pembangunan hunian bagi rakyat, sekaligus mendukung pelaksanaan Program 3 Juta Rumah.
"Kami berharap PT KAI terlebih dulu bisa melakukan survei dan pendataan hunian yang ada di lahan negara yang ada di sekitar kawasan Stasiun Manggarai," ujar Maruarar dilansir Media Indonesia, Kamis, 28 November 2024.
.jpg)
Ilustrasi transit oriented development atau TOD. Foto: Dokumen Kementerian PUPR
Dia menjelaskan, lahan negara yang lokasinya berada di kawasan strategis bisa menjadi hunian yang layak bagi masyarakat.
Berdasarkan data KAI saat ini, bekerja sama dengan Perum Perumnas membangun empat hunian berbasis transit oriented development atau dikenal TOD di sejumlah titik stasiun yang ada. Lokasinya antara lain di Semesta Mahata Serpong, Semesta Mahata Margonda, Semesta Mahata Tanjung Barat dan Semesta Parayasa.
TOD merupakan area perkotaan yang dirancang untuk memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.
Selain di Kawasan Manggarai guna pengembangan TOD ke depan, Maruara menyebut KAI juga telah menetapkan lima lahan prioritas seluas 17 hektare yang siap dikerjasamakan untuk hunian terintegrasi.
Beberapa lokasi yang tengah disiapkan antara lain di Kota Solo yakni di sekitar Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo Balapan, Stasiun Surabaya Gubeng di Kota Surabaya, Stasiun Cicayur di BSD, Tangerang dan Stasiun Sudimara di Bintaro, Tangerang.
"Untuk pembangunan rumah di sekitar stasiun milik PT KAI bisa mengusung konsep TOD atau kawasan hunian terintegrasi. Jadi hunian vertikal yang dekat dengan moda transportasi kereta api, sehingga mempermudah mobilisasi masyarakat," jelas dia.