Polisi Korea Selatan Selidiki Presiden Yoon Suk Yeol atas Tuduhan Pemberontakan

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: EFE-EPA

Polisi Korea Selatan Selidiki Presiden Yoon Suk Yeol atas Tuduhan Pemberontakan

Fajar Nugraha • 5 December 2024 14:45

Seoul: Kepala Markas Besar Investigasi Nasional Kepolisian Korea Selatan, Woo Jong-soo, memulai penyelidikan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol atas dugaan ‘pemberontakan’ setelah deklarasi darurat militer yang kontroversial. 

Langkah ini diambil menyusul krisis politik yang mengguncang negeri tersebut, di mana Yoon sempat memberlakukan aturan militer sebelum akhirnya mencabutnya di tengah tekanan publik dan parlemen.

Dalam sidang parlemen pada Kamis 5 Desember 2024, Woo menyatakan, "Kasus ini telah ditugaskan untuk investigasi," seperti yang terlihat dalam rekaman yang beredar.

Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi gelombang kritik keras setelah langkah mendadaknya memberlakukan darurat militer pada Selasa 3 Desember 2024 malam. 

Kebijakan tersebut mencakup penghentian pemerintahan sipil serta pengerahan pasukan militer dan helikopter ke gedung parlemen. Namun, upaya ini dengan cepat dihentikan setelah parlemen menolak deklarasi tersebut dalam sebuah pemungutan suara yang dramatis, disertai aksi protes luas.

Blok oposisi langsung merespons dengan mengajukan mosi pemakzulan, menuduh Yoon telah "melanggar konstitusi dan hukum secara serius." Pemungutan suara untuk mosi pemakzulan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 19.00 waktu setempat, menurut laporan Yonhap News Agency.

Dampak terhadap ekonomi

Di tengah ketidakstabilan politik ini, pasar keuangan Korea Selatan merasakan dampaknya. Pada Kamis pagi, indeks Kospi di Seoul turun 0,3 persen, meski sedikit membaik dibandingkan penurunan lebih dari satu persen sehari sebelumnya. 

Sementara itu, nilai won terhadap dolar AS tetap stabil di sekitar 1.415, setelah sebelumnya sempat anjlok tiga persen ketika krisis dimulai. Namun, para analis memberikan pandangan yang lebih optimistis. 

"Kami melihat bahwa pembatalan darurat militer secara cepat menunjukkan ketahanan institusi Korea Selatan," kata analis dari BMI, bagian dari Fitch Solutions, seperti dilansir dari TRT World, Kamis 5 Desember 2024.

Bank of Korea dan Kementerian Keuangan Korea Selatan juga merespons dengan cepat, memberikan jaminan kepada para investor. Bank sentral telah berkomitmen untuk meningkatkan likuiditas jangka pendek dan menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar valuta asing.

Meski demikian, situasi ini terjadi di tengah upaya Korea Selatan untuk pulih dari tantangan ekonomi, sementara dunia menunggu dampak kebijakan perdagangan keras yang dijanjikan Donald Trump setelah dilantik bulan depan.

"Untuk saat ini, kami memperkirakan dampak terhadap ekonomi dan pasar keuangan akan terbatas," pungkas analis BMI, mencatat bahwa risiko terhadap stabilitas won masih terkendali. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)