Militer Myanmar. (EPA)
Willy Haryono • 17 December 2024 22:01
Bangkok: Pemerintah Thailand mengatakan pada Senin kemarin bahwa negara tersebut akan menjadi tuan rumah dua pertemuan regional tentang isu Myanmar pekan ini, dengan setidaknya satu pertemuan dihadiri perwakilan dari junta. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan upaya sedang dilakukan untuk membawa Myanmar kembali ke pusat perhatian ASEAN.
Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiapongsa, akan mengadakan konsultasi terpisah pada 19 dan 20 Desember, setelah Thailand pada bulan Oktober menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pembicaraan informal guna mencari jalan keluar dari krisis yang melanda Myanmar sejak kudeta militer 2021.
Mengutip dari Channel News Asia, Selasa, 17 Desember 2024, perwakilan dari Myanmar akan berpartisipasi dalam pertemuan pada Kamis, yang menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, akan menjadi konsultasi informal mengenai keamanan perbatasan dan kejahatan lalu lintas negara.
Perwakilan dari Tiongkok, India, Bangladesh, Laos, dan Thailand, yang semuanya berbatasan dengan Myanmar, juga akan hadir.
Pada hari Jumat, akan ada juga pertemuan tingkat menteri luar negeri tentang Myanmar untuk “anggota yang tertarik” dari Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), termasuk membahas rencana “Konsensus Lima Poin” ASEAN untuk perdamaian di negara tersebut, kata Nikorndej.
Belum jelas apakah Myanmar akan mengirimkan perwakilannya ke pertemuan pada hari Jumat, dan jika Myanmar mengirimkan perwakilannya, pada tingkat apa.
Sejak kudeta, ASEAN telah mengabaikan pemimpin militer Myanmar dengan mengundang perwakilan non-politik dari negara tersebut ke pertemuan regional para pemimpin dan menteri luar negeri.
PM Malaysia, yang akan memimpin ASEAN pada 2025, mengatakan pada Senin kemarin bahwa ia berkomitmen untuk melaksanakan rencana perdamaian ASEAN, meskipun hanya sedikit kemajuan yang tercapai sejak diumumkan pada April 2021, segera setelah kudeta.
“Kami sedang mengambil langkah-langkah melalui dialog secara informal di berbagai tingkat untuk memastikan Myanmar berpartisipasi, dan membawa Myanmar kembali ke pusat perhatian ASEAN,” kata Anwar dalam konferensi pers bersama di Kuala Lumpur dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Indonesia telah mengatakan bahwa menteri luar negerinya akan menghadiri pertemuan pada 20 Desember.
Kekacauan telah melanda Myanmar sejak kudeta militer 2021 yang memicu pemberontakan nasional dan perang sipil yang telah menghancurkan negara dengan 55 juta penduduk ini.
Pada KTT Oktober lalu, ASEAN menyatakan “penghentian kekerasan secara segera” dan penciptaan “lingkungan yang kondusif untuk pemberian bantuan kemanusiaan dan dialog nasional inklusif” yang “dimiliki dan dipimpin Myanmar”. (Siti Khumaira Susetyo)
Baca juga: Pemimpin Junta Sebut Ada Negara yang Ingin Konflik Myanmar Terus Berlanjut