Pos Anggaran Baru di Era Prabowo Dinilai Bakal Bebani Pertumbuhan Ekonomi

Presiden terpilih Prabowo Subianto. Foto: Medcom.id/Theofilius

Pos Anggaran Baru di Era Prabowo Dinilai Bakal Bebani Pertumbuhan Ekonomi

Insi Nantika Jelita • 11 October 2024 12:38

Jakarta: Target pertumbuhan ekonomi di tahun pertama presiden terpilih Prabowo Subianto dinilai cukup menantang. 

Pasalnya, ada beberapa pos anggaran baru yang mempunyai alokasi yang besar. Sementara target pertumbuhan ekonomi yang dipatok tahun depan adalah 5,2 persen.

Misalnya saja, untuk program makan bergizi gratis yang diperkirakan menelan anggaran Rp800 miliar per hari. Program itu berhadapan dengan kesulitan pemerintah mendongkrak penerimaan negara karena situasi ekonomi 2025 diperkirakan sama beratnya dengan tahun ini.

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen akan cukup menantang, apalagi kalau kita bicara konteks mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen di tahun depan," kata Ekonomi Center of Reform on Economic (CoRE) Yusuf Rendy Manilet dilansir Media Indonesia, Jumat, 11 Oktober 2024.
 

Baca juga: 

Prabowo Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 8%



Ilustrasi bekal makanan sekolah. Foto: MI

Masalah berikutnya ialah perihal harga komoditas, seperti pangan yang diramalkan masih akan tinggi di tahun depan. Jika harga komoditas nanti lebih tinggi dibandingkan proyeksi atau asumsi makro, hal itu akan berdampak pada peningkatan defisit anggaran yang tidak bisa didanai atau dibiayai melalui sisi penerimaan.

"Harga komoditas juga akan ikut menentukan pencapaian target penerimaan pajak dan nonpajak di tahun depan," kata Rendy.

Untuk menggenjot penerimaan negara, pemerintah perlu melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, serta menerapkan tarif baru pajak.

Rendy juga menyinggung pentingnya keberadaan lembaga baru yang dirancang Prabowo yakni Badan Penerimaan Negara untuk meraup pundi-pundi negara dan menentukan bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi itu dicapai.

"Kita tunggu bagaimana peran dari Badan Penerimaan Negara untuk menentukan bagaimana proses pendanaan di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)," imbuh Rendy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)