Taiwan. Foto: Unsplash.
Taipei: Ekspor Taiwan meningkat lebih besar dari perkiraan analis pada Desember. Hal ini karena permintaan yang lebih kuat terhadap produk-produk teknologi tinggi dari Amerika Serikat (AS).
baca juga:
Xi Jinping: Tiongkok-Taiwan Pasti akan Bersatu
|
Nilai ekspor naik 11,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD39,94 miliar. Angka itu jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 4,9 persen dalam jajak pendapat Reuters, dan kenaikan sebesar 3,8 persen pada November.
"Memang ada ketidakpastian perang terhadap perekonomian Taiwan tahun ini. Namun orang-orang di industri mengatakan kepada kami karena hadirnya AI, dan permintaan untuk produk-produk terkait seperti server dan cip sangat kuat, ini merupakan sebuah ledakan yang dapat kita nantikan," kata Menteri Perekonomian Taiwan Wang Mei-Hua, dilansir Channel News Asia, Selasa, 9 Januari 2024.
Per Januari, Kementerian Keuangan Taiwan memperkirakan ekspor akan meningkat antara 20 persen dan 24 persen dibandingkan tahun lalu. Ekspor sebagian besar disebabkan oleh libur Tahun Baru Imlek yang jatuh pada akhir kalender, yang mengakibatkan lebih banyak hari kerja di bulan ini dibandingkan tahun lalu.
Revisi pertumbuhan ekonomi
Lemahnya permintaan global telah mendorong pemerintah Taiwan untuk memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 menjadi 1,42 persen, laju paling lambat dalam 14 tahun.
Pada Desember, total pengiriman komponen elektronik Taiwan turun 1,2 persen dari periode tahun lalu menjadi USD15,9 miliar, dengan ekspor semikonduktor turun 0,8 persen.
Perusahaan Taiwan seperti TSMC, pembuat cip kontrak terbesar di dunia, adalah pemasok utama Apple, Nvidia, dan raksasa teknologi global lainnya, sekaligus menyediakan cip untuk perusahaan otomotif dan barang konsumen kelas bawah. Ekspor ke Amerika Serikat melonjak 49,7 persen, dibandingkan pertumbuhan 33,1 persen di November.
Namun Tiongkok tetap menjadi titik lemah karena perekonomiannya kesulitan mendapatkan daya tarik. Ekspor Taiwan ke Tiongkok turun 6,4 persen pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya menjadi USD13,4 miliar, setelah penurunan pada bulan sebelumnya sebesar 6,3 persen.
Impor Taiwan, yang sering dilihat sebagai indikator utama re-ekspor produk jadi, turun 6,5 persen menjadi USD28,84 miliar pada Desember. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan para ekonom yang memperkirakan penurunan sebesar 7,3 persen.