Dubai. Foto: Unsplash.
Dubai: Sejumlah manajer investasi di Asia tertarik mendirikan kantor di Dubai untuk memanfaatkan hubungan diplomatik yang semakin baik antara Tiongkok dan Timur Tengah. Mereka juga bertaruh pada lonjakan permintaan dari klien untuk diversifikasi aset berdasarkan wilayah.
Dubai, yang merupakan pusat keuangan utama di kawasan Teluk, kini menjadi pusat kekayaan pilihan bagi banyak pengusaha dan keluarga kaya di Asia, terutama Tiongkok.
baca juga:
Sektor Pariwisata Dubai Kembali Menguat
|
Salah satu manajer kekayaan terkemuka Tiongkok yang mengawasi aset klien senilai sekitar USD23 miliar, Noah Holdings, misalnya, mengharapkan untuk mendapatkan izin usaha di Dubai pada akhir tahun ini. Kantor ini akan melayani pengusaha Tiongkok.
"Strategi Noah adalah mengikuti pertumbuhan kekayaan klien. Itu sebabnya kami harus berada di sana dan menjaga kekayaan yang dihasilkan secara lokal,” kata Kepala Keuangan Noah Holdings Pan, seraya menambahkan perusahaan tersebut berencana mengirim beberapa staf dari Tiongkok terlebih dahulu dan kemudian merekrut staf lokal sebagaimana dikutip dari
Channel News Asia, Senin, 8 Januari 2024.
"Banyak pengusaha Tiongkok mencari pasar baru dan mendiversifikasi rantai pasokan mereka, dan banyak yang tertarik dengan peluang yang ditawarkan Timur Tengah,” jelas dia.
Timur Tengah semakin penting bagi Beijing karena hubungannya dengan Washington memburuk di tengah ketidaksepakatan mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan dan teknologi hingga hak asasi manusia dan Taiwan.
Pemulihan ekonomi pascacovid 19, sikap politik yang netral, kemudahan berbisnis, zona waktu yang nyaman, dan status bebas pajak berkontribusi terhadap daya tarik Timur Tengah dalam menarik banyak orang kaya dalam beberapa tahun terakhir. Dubai juga sudah meluncurkan pusat kekayaan keluarga tahun lalu untuk membantu individu dan bisnis kaya mengatasi masalah budaya dan pemerintahan.
Akibatnya, para manajer kekayaan negara-negara Barat, termasuk bank swasta Swiss, Lombard Odier, berupaya memperluas kehadiran bisnis mereka di wilayah tersebut untuk memanfaatkan masuknya ekspatriat dan pertumbuhan populasi orang-orang kaya.
Sebuah survei baru-baru ini terhadap 76 kantor tunggal dan multi-keluarga yang berbasis di Asia Pasifik, yang dilakukan oleh Campden Wealth dan Raffles Family Office, menemukan rata-rata alokasi aset ke kawasan Timur Tengah hanya 1 persen, dengan 7 persen responden berencana untuk meningkatkannya.
“Kita hidup di masa yang sangat menarik ketika geopolitik menjadi lebih penting bagi keluarga dibandingkan sebelumnya,” kata Manish Tibrewal, salah satu pendiri Farro Capital Singapura, seraya menambahkan bahwa dorongan Dubai untuk mengatur aset virtual, dan sistem visa emas menarik perhatian investor.
Individu dengan kekayaan global
Menurut laporan kekayaan Capgemini tahun 2023, jumlah global individu dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI) turun 3,3 persen menjadi 21,7 juta pada tahun 2022. Namun populasi HNWI di Timur Tengah meningkat 2,8 persen pada tahun yang sama.
UEA merupakan negara dengan arus masuk jutawan tertinggi di dunia pada tahun 2022, dan pusat kekayaan swasta ini diperkirakan akan menerima arus masuk bersih sebanyak 4.500 jutawan lagi pada tahun 2023, menurut data dari penasihat kekayaan dan imigrasi Henley & Partners yang berbasis di Dubai.
Kantor multi-keluarga yang berbasis di Singapura, Farro Capital, mendirikan kantor di Dubai bulan lalu. Ketua Tsang Group yang berbasis di Hong Kong, Patrick Tsang mengatakan perusahaan tersebut berencana untuk meluncurkan kantor baru di Abu Dhabi dan Riyadh Arab Saudi tahun ini setelah di Dubai pada 2022.