Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 5 June 2024 13:20
Washington: Amerika Serikat (AS) masih menunggu tanggapan dari kelompok pejuang Palestina Hamas atas proposal kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang telah diumumkan Presiden Joe Biden pekan lalu, ucap Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan pada Selasa kemarin.
"Bola sekarang ada di tangan Hamas, apakah mereka akan menerimanya atau tidak. Sekarang kami menunggu tanggapan dari Hamas," kata Sullivan kepada awak media, mengutip dari Anadolu Agency, Rabu, 5 Juni 2024.
AS sedang menghubungi mediator Qatar yang menyampaikan usulan dari negosiator Israel kepada Hamas, kata Sullivan, seraya menambahkan bahwa Hamas perlu menerima usulan tersebut.
Sullivan menambahkan bahwa Direktur CIA William Burns akan berada di Doha untuk berkonsultasi dengan perdana menteri Qatar serta emirnya.
"Bill Burns akan sangat tertarik untuk mendengar langsung, secara langsung, apa sifat dari diskusi tersebut dan ke mana arahnya dari sini," tutur Sullivan.
Jumat pekan lalu, Biden mengumumkan kesepakatan tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditawan di sana. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, penarikan pasukan Israel, pertukaran sandera-tahanan, dan rekonstruksi Gaza.
Israel terus melancarkan serangan brutalnya ke Gaza dalam membalas operasi lintas batas Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 83.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir delapan bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.
Baca juga: AS Minta DK PBB Dukung Resolusi Proposal Gencatan Senjata Biden