Ilustrasi/Medcom.id
Media Indonesia • 7 November 2023 18:25
NTT: Sebanyak 60 kecamatan di Nusa Tenggara Timur masih dilanda kekeringan ekstrem. Kekeringan ekstrem terjadi karena hujan tidak turun di wilayah tersebut lebih dari 61 hari berturut-turut.
Sesuai laporan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis (PDKM) Dasarian III Oktober 2023 yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, 60 kecamatan tersebut tersebar di 11 kabupaten, yakni Malaka, Belu, Ende, Kupang, Kota Kupang, Malaka, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sikka, Sumba Timur, Timur Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
Hanya satu kecamatan yang kini berstatus siaga kekeringan, yakni RInhat di Kabupaten Malaka atau tidak turun hujan selama 31 hari berturut-turut.
"Sebagian besar wilayah di NTTdiperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah atau kurang dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang lebih dari 90 persen," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmatulloh Adji, Selasa, 7 November 2023.
Adji mengatakan dampak yang ditimbulkan kekeringan ekstrem terutama sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih, dan meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Di tempat terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi menyebutkan saat ini wilayah NTT sedang berada dalam periode akhir musim kemarau.
"Suhu muka laut di wilayah NTT umumnya berkisar antara 28.0 derajat celcius sampai 30 derajat celcius dengan anomali suhu muka laut di wilayah NTT berkisar antara 0.5 derajat celcius hingga +1.0 derajat celcius," jelasnya.
Untuk kondisi cuaca secara umum, cerah berawan sampai berawan dengan suhu udara berkisar dari 18 -34 derajat celcius, kelembaban udara berkisar antara 50-90 persen, arah angin variabel Timur Laut-Tenggara dan Barat dengan kecepatan angin berkisar 20-40 klometer per jam.
Namun, sejumlah pulau di NTT berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan antara 7-13 November yakni Pulau Sumba, Flores. Adonara, Flores, Lembata, Alor dan Pantar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), NTT Ambrosius Kodo mengingatkan warga yang bemukim di lerang gunung dan bantaran sungai meningkatkan kesiapsiagaan jelang musim hujan tahun ini.