Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebut perang Israel-Hamas hambat pengiriman senjata ke negaranya untuk lawan Rusia. (AP)
Rusia: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pergeseran fokus ke perang Israel-Hamas telah memperlambat pengiriman peluru artileri ke Kyiv, hal ini berdampak pada melemahnya upaya perang karena serangan balasan terhadap Rusia terhenti.
Zelensky mengatakan Ukraina membutuhkan banyak peluru artileri ukuran 155 milimeter untuk menekan balik invasi Rusia.
Permintaan mendadak ini datang di saat sensitif karena Uni Eropa mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin memenuhi janji untuk mengirimkan satu juta peluru artileri ke Ukraina pada Maret mendatang.
"Persediaan kami telah berkurang. Ini adalah kehidupan, dan ini normal, karena semua orang berjuang untuk bertahan hidup dan kami juga harus mempertahankan diri," kata Zelensky dilansir dari Japan Times,Jumat, 17 November 2023.
Zelensky telah menghabiskan waktu sepekan untuk meyakinkan para sekutunya bahwa pihaknya sedang melakukan persiapan untuk bertempur selama musim dingin.
Di sisi lain, anggota parlemen DPR di Washington meloloskan sebuah rancangan undang-undang pendanaan yang tidak mencakup bantuan untuk Ukraina di tengah-tengah penolakan dari para anggota parlemen dari Partai Republik.
"Sekarang saya fokus untuk mendapatkan bantuan dari Barat," kata Zelensky.
Ia juga menyebut bila negaranya tidak dapat bantuan dari negara lain, dirinya memilih untuk mundur.
"Fokus mereka bergeser karena Timur Tengah dan alasan-alasan lainnya. Tanpa dukungan, kami akan mundur," ungkapnya.
Pihak berwenang AS telah mengisyaratkan bahwa pengiriman bantuan sedang terganggu, dengan alasan penundaan pendanaan. Pentagon mengatakan berkurangnya dana berarti akan ada pembatasan aliran bantuan militer ke Kyiv.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendesak Kongres untuk memecahkan kebuntuan dan menyetujui permintaan dana sebesar USD61,4 miliar untuk Ukraina.
Biden dan para pemimpin Uni Eropa telah berjanji untuk melanjutkan dukungan mereka, dengan melakukan pengiriman senjata dan bantuan keuangan. Namun kampanye melawan pasukan Rusia, yang dimulai pada musim panas dengan harapan dapat memecah belah lebih dari 400 ribu pasukan Rusia di wilayah Ukraina faktanya hanya menghasilkan sedikit kemajuan. (Kanaya Hairunissa)