Bank Sentral Korsel Diprediksi Tahan Suku Bunga

Bendara Korsel. Foto: Medcom.id.

Bank Sentral Korsel Diprediksi Tahan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 18 October 2023 14:31

Seoul: Bank Sentral Korsel atau Bank of Korea (BOK) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil dalam upaya meredam kebangkitan utang rumah tangga sekaligus menjaga momentum perekonomian.

Melansir The Business Times, Rabu, 18 Oktober 2023, 18 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bank sentral Korea Selatan akan mempertahankan suku bunga sebesar 3,5 persen ketika dewan tersebut bersidang pada Kamis, 19 Oktober. Ini akan menjadi penahanan keenam berturut-turut sejak pemerintah terakhir kali menaikkan suku bunga pada Januari.

Pertemuan tersebut terjadi ketika krisis di Timur Tengah bisa meningkatkan harga minyak dan memperburuk tekanan inflasi global. Di dalam negeri, pinjaman swasta kembali meningkat seiring dengan naiknya harga rumah menimbulkan kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan yang menganggap tingginya tingkat utang rumah tangga sebagai risiko jangka panjang.

Utang rumah tangga mencapai rekor 1.079,8 triliun won (USD1,09 triliun) pada akhir September karena hipotek meningkat terbesar sejak Februari 2020.

Gubernur BOK Rhee Chang-yong telah mendesak calon pembeli rumah untuk menyadari suku bunga bisa tetap tinggi lebih lama dari perkiraan.

Dewan BOK sejalan dengan Rhee mengenai perlunya mencegah penggelembungan aset dan menghindari ketidakseimbangan keuangan pada saat tekanan inflasi konsumen terus berlanjut.

Para anggotanya telah memberikan peringatan selama berbulan-bulan mereka siap menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase jika dianggap perlu.

Pasar semakin skeptis hal ini akan terjadi. Kenaikan yang lain akan memberikan tekanan lebih besar pada pasar kredit yang masih dalam masa pemulihan dari serangkaian krisis yang mencakup gagal bayar pengembang Legoland Korea tahun lalu dan bank yang bangkrut di credit union lokal pada musim panas.

Pada saat yang sama, prospek pertumbuhan ekonomi masih sulit karena ekspor belum kembali tumbuh, dan output industri masih lemah.

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol menyebutkan beban bunga di pasar keuangan global dan potensi dampaknya terhadap suku bunga Korsel setelah serangan Hamas terhadap Israel.

"Inflasi yang tinggi dan meningkatnya beban bunga akan berdampak pada penurunan pendapatan riil masyarakat dan berdampak negatif terhadap momentum pemulihan ekonomi," ujar dia.

BOK memperkirakan pertumbuhan ekonomi Korsel akan meningkat menjadi 2,2 persen pada 2024, dibandingkan perkiraan 1,4 persen untuk tahun ini.

"Prospek pertumbuhan semakin menjadi fokus BOK," kata Rhee, meskipun ia menjelaskan tujuan utama kebijakannya tetap memerangi inflasi.

Pertumbuhan harga sempat melambat pada awal musim panas ke tingkat yang ditargetkan sebesar dua persen, sebelum kembali meningkat pada bulan Agustus dan September.

Turunkan suku bunga

Beberapa ekonom mengatakan bahwa BOK mungkin akan kembali mendahului The Fed dengan arah yang berlawanan, yakni menurunkan suku bunga jika kekhawatiran keuangan dan ekonomi terus meningkat.

"Peningkatan suku bunga dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan tekanan finansial hingga ke titik di mana perusahaan dan rumah tangga tidak mampu mempertahankan aktivitas ekonomi mereka," tutur Ekonom di Nomura Holdings Jeong Woo-park.

"Baik sektor rumah tangga maupun korporasi non-keuangan sudah mendekati titik tersebut," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)