Cuaca Ekstrem Kembali Melanda Beberapa Daerah Jateng Hingga Akhir Pekan

Ilustrasi. Medcom.id

Cuaca Ekstrem Kembali Melanda Beberapa Daerah Jateng Hingga Akhir Pekan

Media Indonesia • 8 December 2023 10:35

Semarang: Cuaca ekstrem masih akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah hingga Sabtu, 9 Desember 2023. Hal tersebut diketahui usai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di daerah rawan.

Pemantauan di beberapa lokasi Jawa Tengah, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih mengguyur, bencana banjir hingga kini masih merendam 100 hektare sawah di Kecamatan Godong dan Penawangan, Kabupaten Grobogan setelah beberapa hari diguyur hujan lebat di daerah itu. Bahkan hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa hari kedepan membuat ancaman gagal panen kembali tinggi.

"Jika lebih dari 15 hari masih terendam, gagal panen dipastikan terjadi karena tanaman padi membusuk," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sunanto, Jumat, 8 Desember 2023.

Mengantisipasi kerugian petani akibat gagal panen setelah terendam banjir, demikian Sunanto, kelompok tani yang terkena dampak banjir tersebut semuanya sudah terdaftar sebagai peserta asuransi usaha tani padi (AUTP), sehingga ketika itu benar-benar terjadi maka mereka berhak mendapatkan klaim Rp6 juta per hektare.

Sementara itu BMKG Jawa Tengah kembali mengeluarkan peringatan dini waspada bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan angin kencang, karena berdasarkan pantauan satelit cuaca akan terjadi cuaca ekstrem hingga Sabtu (9/12) di beberapa daerah seperti hujan lebat dibarengi angin kencang dan petir.

Kepala Stasiun Meteorologi, Klimatologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan ada beberapa daerah diperkirakan akan mendalami cuaca ekstrem hari ini yakni di Banjarnegara, Karanganyar, Pekalongan, Sragen dan Wonogiri, dan besok  di Banjarnegara, Karanganyar, Sragen, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya.

Munculnya cuaca ekstrem di sejumlah daerah itu, disebabkan oleh sejumlah dinamika atmosfer yang terjadi yakni hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Jawa Tengah atau Laut Jawa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)