Sempat Ditolak, Bayi Prematur di RSBA Purwakarta Meninggal

ilustrasi medcom.id

Sempat Ditolak, Bayi Prematur di RSBA Purwakarta Meninggal

Media Indonesia • 16 April 2024 21:31

Purwakarta: Seorang bayi yang lahir secara prematur meninggal dunia, Selasa, 16 April 2024 akibat lembat mendapatkan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Bayu Asih
Purwakarta, Jawa Barat. Bayi malang warga Kampung Cibaragalan, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari tersebut sebelumnya sempat ditolak pihak rumah sakit dengan alasan tidak ada kamar perawatan yang kosong.

Menurut pengakuan ayah bayi, Robiansyah, mereka datang ke IGD RSUD Bayu Asih, sebagai pasien rujukan dari Rumah Sakit Abdul Rojak Purwakarta. Dengan diantar seorang bidan desa, bayi yang lahir secara prematur tersebut masuk ke bagian IGD Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta.

Namun, baru saja sampai dari pihak RSBA langsung tidak menerima pasien karena tidak memiliki ruangan perawatan yang kosong. Sementara kondisi Bayi dalam keadaan kritis. Setelah melalui perdebatan antara keluarga dengan petugas IGD, bayi tersebut baru mendapat pemeriksaan sementara oleh seorang suster kemudian ditangani dokter.

Namun, menurut Robiansyah, proses ini tidak berjalan dengan lancar. Mereka masih harus berdebat lagi dengan petugas untuk mendapatkan perhatian yang seharusnya diberikan kepada sang bayi yang dalam keadaan kritis.

"Kami masih harus berdebat lagi, baru kemudian bayi diperiksa oleh dokter dan ditangani di IGD. Namun, menurut mereka, ruangan tetap penuh," kata Robiansyah, Selasa, 16 April 2024.

Setelah mendapat desakan dari pihak keluarga, akhirnya bayi tersebut mendapat perawatan di salah satu ruangan mulai Senin sore kemarin sekitar pukul 16.00. Namun malang bayi tersebut akhirnya meninggal dunia Selasa dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.

Buruknya pelayanan pihak Rumah Sakit Bayu Asih tersebut sangat disayangkan keluarga Bayi. Menurut Robiansyah, sebagai lembaga pelayanan kesehatan RSUD Bayu Asih seharusnya dapat memberikan pelayanan yang prima dan tidak membedakan pasien. Sementara, jenazah bayi telah dimakamkan pihak keluarganya di pemakaman umum Ciwangi.

Dirut RSBA Purwakarta, Tri Muhammad Hani, menjelaskan pasien datang ke IGD sekitar pukul 02.24 WIB menggunakan ambulans desa dengan didampingi bidan klinik mandiri dan ayah pasien. Bidan perujuk dari klinik mandiri ini membawa surat rujukan dari sebuah RS Swasta di Purwakarta. Jadi kata dia, sebenarnya tujuan awal pasien dirujuk bidan dan keluarga pasien bukan ke RSUD Bayu Asih, namun ke salah satu RS Swasta Kelas B di Kabupaten Purwakarta.

"Pasien dilayani dengan baik. Pasien datang dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga sesuai kegawatann nya di ruang Triase dan dilakukan penanganan awal dengan pemberian oksigenasi dan berdasarkan kegawatannya memerlukan perawatan di ruang intensif bayi selanjutnya Surat Perintah Rawat Inap (SPRI) untuk masuk ke ruang ICU Neonatus (Bayi). Kenapa harus di ruangan ICU Neonatus ? Karena bayi lahir prematur dengan kondisi paru-paru belum matang sehingga produksi oksigen belum optimal. Akibatnya bayi kekurangan oksigen dan TIDAK cukup hanya dengan pemberian oksigen melalui sungkup, akan tetapi harus dengan alat bantu pernafasan mekanis yang disebut Ventilator. Nah peralatan Ventilator ini hanya bisa diberikan di ruang ICU Neonatus atau NICU," kata Tri.

Menurut Hani, di ruangan ICU Neonatus, inkubator sebenarnya masih tersedia. Total ada 3 inkubator bayi, yang terisi 2 sehingga kosong 1. Jumlah ventilator ada 4, terpakai di ICU Neonatus 2 unit sementara 2 unit ventilator lainnya dalam posisi baru terpasang pada bayi lahir kembar yang ibunya dioperasi sesar. Jadi pada saat pasien bayi datang, kebetulan di kamar operasi ada ibu hamil.

"Akhirnya dokter jaga dan bidan memutuskan sementara pasien diobservasi sementara di ruang PONEK. Bayi dilakukan pemberian oksigen (O2) dan penghangat (Infant Warmer) serta dipasang alat saturasi Oksigen. Fungsi alat saturasi oksigen adalah memantau kadar oksigen dalam darah," jelasnya.

Hasil observasi dengan pemantauan saturasi oksigen menunjukkan indikasi medis bayi harus mendapat alat bantu nafas mekanis ventilator dan tidak cukup hanya pemasangan oksigen sungkup saja. Sehingga tidak ada jalan lain harus menggunakan alat ventilator yang mana kondisi di RSUD Bayu Asih semua unit ventilator terpakai. Akhirnya dokter jaga memberi edukasi dan motivasi kepada keluarga pasien untuk dirujuk ke RS lain yang peralatan ventilatornya tersedia.

Pertimbangan dokter jaga dan bidan adalah jika tidak mendapat pertolongan dengan ventilator justru membahayakan nyawa bayi dan bisa tidak tertolong. Pasalnya, kadar oksigen dalam tubuh yang semakin turun. Namun pihak keluarga masih tetap ingin dirawat dan dilayani di RSUD Bayu Asih.

"Tidak ada penolakan terhadap pasien bayi oleh petugas pada saat baru datang. Karena pasien tetap diperiksa dokter, diberi surat pengantar rawat inap bahkan sempat diobservasi di ruang PONEK dengan pemberian oksigen dan dipasang alat pemantau kadar oksigen," pungkasnya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)