Pengungsi Korban Gempa di Sukabumi Mulai Tak Betah Tinggal di Tenda

Sukabumi: Pengungsi korban terdampak gempa bumi di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mulai tidak betah tinggal di tenda-tenda pengungsian. Mereka ingin segera bisa kembali ke rumah.

Suhaeni, 27, salah seorang pengungsi warga Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan mengaku sudah hampir dua pekan tinggal di tenda pengungsian pascagempa magnitudo 4,0 pada Jumat, 8 Desember 2023.

"Saya sudah lebih dari 10 hari mengungsi. Pokoknya dari hari Jumat, saat terjadi gempa yang pertama," kata Suhaeni di Sukabumi, Selasa, 19 Desember 2023.

Suhaeni mengaku sudah kurang betah tinggal di tenda. Terutama bagi anak-anaknya yang harus dihadapkan dengan panasnya cuaca saat siang dan dingin saat malam.

"Inginnya sih cepat-cepat kembali lagi ke rumah. Kasihan anak-anak," jelasnya.

Berdasarkan data, jumlah warga Kampung Pasir Masigit yang mengungsi akibat terdampak gempa tercatat sebanyak 12 kepala keluarga atau 40 jiwa. Sedangkan warga Kampung Cisalamar sebanyak 8 kepala keluarga atau 22 jiwa.

"Ada beberapa warga yang mengeluhkan kondisi kesehatan mereka. Ada yang pilek, pusing, maupun diare. Tapi ada petugas kesehatan yang selalu memeriksa dan memberikan obat," ungkapnya.

Namun Suhaeni mengaku, selama di pengungsian berbagai kebutuhan logistik maupun perlengkapan tidak kekurangan. Cukup banyak bantuan dari berbagai pihak yang berdatangan.

"Kalau bantuan *mah* datang dari mana-mana. Cukup banyak," ujarnya.

Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, Dadan Iriana, menjelaskan ada dua lokasi pengungsian di Desa Cipeuteuy yang notabene merupakan wilayah cukup parah terdampak gempa bumi. PMI, kata Dadan, telah menyalurkan berbagai bantuan kepada para pengungsi seperti hygien kit, terpaulin, tandon atau penampung air, termasuk obat-obatan.

"Hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kami, memang ada beberapa pengungsi mengeluh sakit, tapi ringan. Kalau yang keluhan penyakit serius tidak ada, seperti demam, batuk, atau gatal-gatal," terang Dadan.

Dadan meminta para pengungsi bersabar menempati tenda atau tempat pengungsian sementara. Sambil menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah mengenai kondisi kedaruratan.

"Mudah-mudahan gempa bisa segera berlalu. Kita berdoa bersama agar warga bisa kembali ke rumah mereka masing-masing," ujarnya.