Eks presiden Amerika Serikat Donald Trump. (EPA)
Medcom • 21 October 2024 14:25
Florida: Selama bertahun-tahun, eks presiden Donald Trump dikenal kerap melontarkan tuduhan tanpa dasar terhadap rival-rival politiknya. Salah satu yang paling mencolok adalah keterlibatannya dalam gerakan “birther” yang mempertanyakan kewarganegaraan mantan Presiden Barack Obama, meski Obama telah merilis akta kelahiran yang menunjukkan ia lahir di Hawaii, Amerika Serikat (AS).
Selain itu, pada pemilu pendahuluan Partai Republik 2016, Trump menyebarkan teori konspirasi bahwa ayah Senator Ted Cruz terlibat dalam pembunuhan Presiden John F. Kennedy, tanpa bukti yang jelas.
Menjelang pemilu kali ini, Trump kembali menyebarkan tuduhan terhadap mantan Gubernur Carolina Selatan, Nikki Haley, dengan salah menyatakan bahwa Haley bukanlah warga negara AS yang lahir secara alami. Dia juga mengeklaim bahwa Wakil Presiden Kamala Harris baru-baru ini menerima identitas kulit hitamnya sebagai bagian dari strategi politik.
Ironisnya, Trump sendiri tidak jarang menghiasi biografinya dengan berbagai kebohongan dan klaim berlebihan. Dalam bukunya The Art of the Deal, Trump menciptakan istilah ‘hiperbola yang jujur’ untuk menggambarkan promosi dirinya, meski banyak pihak melihat istilah itu sebagai alasan untuk memanipulasi fakta.
Selama deposisi pada tahun 2007, pengacara menangkap Trump berbohong setidaknya 30 kali mengenai fakta-fakta kecil, seperti ukuran tenaga kerja dan biaya berbicara.
Trump juga diketahui sering menelepon wartawan dengan nama samaran ‘John Barron’ untuk meningkatkan citranya. Salah satu contohnya adalah ketika ia membesar-besarkan kekayaannya dalam daftar orang terkaya versi Forbes, tindakan yang kemudian terungkap sebagai penipuan.
Baru-baru ini, Trump membuat pernyataan tidak jelas tentang Kamala Harris yang bekerja di McDonald’s. Meski tidak relevan, Trump menyebut detail tersebut sebagai bagian penting dari latar belakang Harris. Pernyataan ini mencerminkan kecenderungan Trump untuk menggali informasi kecil tentang masa lalu rivalnya dan menggunakannya dalam retorika kampanye.
Trump sendiri memiliki sejarah panjang dengan McDonald’s. Ia sering mengunjungi restoran cepat saji tersebut selama kampanye dan bahkan saat menjabat sebagai presiden.
Trump menjelaskan meski sebuah kebohongan mungkin tampak kecil, dampaknya bisa jadi signifikan, terutama ketika berhubungan dengan reputasi dan narasi seorang tokoh publik, seperti Kamala Harris, yang ia anggap McDonald's sebagai elemen penting dalam gambaran keseluruhan kisah hidupnya.
“Kami akan mengatakan, iya, itu bukan kebohongan besar. Tapi itu adalah kebohongan yang sangat besar,” kata Trump dikutip dari CNN, Senin, 21 Oktober 2024.
“Karena McDonald’s adalah bagian dari keseluruhan ceritanya.” tambahnya.
Salah satu kunjungan terkenal adalah ketika ia pergi ke sebuah McDonald’s di East Palestine, Ohio, setelah kecelakaan kereta yang memicu krisis lingkungan. Saat itu, Trump bercanda bahwa ia tahu menu restoran tersebut lebih baik daripada karyawan kasir yang bekerja di sana.
Kecintaan Trump pada makanan cepat saji bahkan sering dijadikan bagian dari narasi publik tentang dirinya. Jared Kushner, menantu Trump, pernah mencatat dalam otobiografinya bahwa saat Trump pulih dari Covid-19, salah satu tanda ia kembali sehat adalah ketika ia meminta pesanan McDonald’s favoritnya.
Sementara itu, dalam wawancara, putra Trump, Donald Trump Jr., menegaskan bahwa ayahnya lebih mengenal menu McDonald’s daripada Kamala Harris, sambil mengkritik jaringan media yang tidak menanyakan hal tersebut kepada Harris dalam wawancara mereka.
“Saya pikir ayah saya tahu menu McDonald’s jauh lebih baik daripada yang pernah diketahui Kamala Harris,” kata Trump Jr. (Angel Rinella)
Baca juga: Sebut Imigran Doyan Makan Hewan Peliharaan, Trump: Hanya Sampaikan Laporan