Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu
Annisa Ayu Artanti • 28 August 2024 12:38
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan arsitektur RAPBN 2025 dirancang untuk merespon kondisi perekonomian yang selalu dinamis dan juga untuk mendukung agenda pembangunan.
Hal itu disampaikannya sebagai jawaban pemerintah atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPR terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2025 beserta Nota Keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR RI.
"APBN 2025 adalah bertujuan untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, mewujudkan kesejahteraan, dan mendorong pemerataan sesuai dengan Visi Indonesia Emas 2045," ujar Sri Mulyani, dilansir laman Kemenkeu, Rabu, 28 Agustus 2024.
RAPBN 2025 bernilai strategis
Lebih lanjut, Bendahara Negara itu juga mengatakan RAPBN 2025 memiliki nilai yang sangat strategis yakni sebagai sebuah instrumen agar proses transisi berjalan efektif dengan tetap menjaga APBN agar tetap kredibel dan sustainable.
"Rancangan APBN 2025 dibuat fleksibel untuk menghormati pemerintahan baru yang terpilih dan menyediakan ruang fiskal yang cukup untuk mengantisipasi ketidakpastian, baik yang berasal dari global maupun dari dalam negeri," jelas dia.
Pemerintah, lanjut dia, menyadari perekonomian global saat ini masih terus dibayangi ketidakpastian yang tinggi. Risiko dan ketidakpastian tersebut berasal dari suku bunga yang masih tinggi, meningkatnya konflik geopolitik, ketegangan perdagangan yang makin meningkat, serta risiko struktural seperti perubahan iklim, digitalisasi, dan penuaan populasi.
Situasi perekonomian global yang bergerak sangat dinamis di saat pembahasan RAPBN 2025 tersebut perlu direspon secara cermat dan tepat.
“Untuk itu, dukungan dari seluruh stakeholder dan dari Bapak dan Ibu sekalian anggota Dewan yang terhormat menjadi sangat penting,” ujar dia.
Dengan mencermati dinamika perekonomian terkini dan prospek ke depan, pengelolaan APBN 2025 akan terus menghadapi tantangan yang kompleks dan tidak mudah. Oleh karena itu, APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.
"RAPBN 2025 sebagai instrumen fiskal terus akan menjadi instrumen untuk menjaga masyarakat dan perekonomian dari berbagai gejolak dan shock atau shock absorber,” ucap dia.