Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Papua Nugini (PNG) Justin Tkatchenko. Foto: Kemenlu RI
Fajar Nugraha • 8 May 2024 23:08
Jayapura: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Papua Nugini (PNG) Justin Tkatchenko di Jayapura, Rabu 8 Mei 2024. Menlu Retno menjadi Ketua Komisi Gabungan Kementerian Keempat (JMC) antara Indonesia dan PNG, yang diselenggarakan oleh PNG.
Menlu Retno mengatakan, sebagai tetangga dekat, PNG adalah mitra alami bagi Indonesia.
“Menteri Tkatchenko, kami menulis sejarah hari ini. Ini adalah pertama kalinya pertemuan bilateral antara Menlu RI dan PNG berlangsung di Jayapura. Kami berbagi perbatasan darat yang luas tidak jauh dari sini, lebih dari seratus kilometer,” ujar Menlu Retno dalam konferensi pers virtual, Rabu.
“Kami berbagi ikatan budaya yang kuat. Kami juga memiliki komitmen yang kuat untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain,” ungkap Menlu Retno.
Menlu menyatakan kedua negara memiliki komitmen yang sama bahwa hubungan harus membawa manfaat bersama dan membawa kesejahteraan bagi kedua bangsa, termasuk masyarakat yang tinggal di perbatasan negara. Rekan-rekan media, Selama JMC kedua menteri membahas beberapa isu yang menjadi perhatian bersama.
Pertama, kerja sama politik-keamanan. Ikatan politik kedua negara sangat kuat. Pertukaran kunjungan di tingkat pemimpin berlangsung intensif.
“Juli tahun lalu, Presiden saya mengunjungi PNG. Di bulan yang sama, Juli, Wakil PM PNG mengunjungi Indonesia. September, PM PNG mengunjungi Indonesia. Indonesia menyambut baik selesainya proses ratifikasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru oleh PNG dan kami menantikan pemberlakuannya dan implementasinya yang bermanfaat,” ucap Menlu Retno.
“Sebagai dua negara bertetangga yang memiliki perbatasan yang sangat luas, Perjanjian ini sangat penting untuk memperkuat keamanan kita di tengah dinamika geopolitik di kawasan kita,” tambah Menlu.
Sementara di bidang kerja sama perbatasan, RI-PNG sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut guna memperkuat konektivitas di wilayah perbatasan.
Kedua, tentang Kerja sama Ekonomi. Kedua Menlu menyambut baik pertumbuhan volume perdagangan yang mencapai USD247,6 juta pada tahun lalu. Keduanya sepakat bahwa jumlah ini masih bisa ditingkatkan mengingat potensi yang kami miliki sangat besar.
“Oleh karena itu, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial atau PTA antar negara,” ucap Menlu Retno.
“Kami berdua juga menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik PLN di Wutung, dan ini baru proyek tahap pertama,” jelasnya.
Ketiga, tentang kerja sama pembangunan. Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara Pasifik, termasuk PNG, untuk memperkuat kerja sama pembangunan.
“Oleh karena itu, membahas cara-cara untuk memastikan bahwa kerja sama pembangunan dengan PNG akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan PNG,” pungkas Menlu Retno.