Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma. Foto: Istimewa.
Natal di Tengah Bencana Dinilai Menghadirkan Solidaritas kepada Sesama
Siti Yona Hukmana • 25 December 2025 22:26
Jakarta: Seluruh umat Kristiani se-Indonesia telah merayakan ibadah Natal 2025 dengan khusyuk, aman, dan damai hari ini. Meski dilaksanakan di tengah duka kemanusian akibat bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik menilai natal tahun ini mengandung makna paling dalam, karena dirayakan dengan keberpihakan kepada masyarakat yang terluka. Situasi bencana, tekanan ekonomi, dan berbagai tantangan sosial disebut harus dijawab dengan empati dan tindakan nyata.
"Natal tidak boleh berhenti pada cahaya lilin dan perayaan simbolik. Di tengah bencana dan luka sosial, Natal adalah panggilan iman untuk menghadirkan solidaritas dan keberpihakan nyata kepada sesama,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Desember 2025.
Pemuda Katolik mengapresiasi respons kemanusiaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh elemen masyarakat dalam penanganan dan pemulihan korban banjir bandang dan tanah longsor. Menurut Gusma, kehadiran negara dan kuatnya gotong-royong masyarakat menjadi penopang utama harapan para korban.
"Kami mengapresiasi pemerintah dan solidaritas masyarakat. Inilah fondasi penting agar pemulihan berjalan adil, bermartabat, dan berkelanjutan,” ujar Gusma.
“Kesederhanaan ini adalah wujud kepekaan sosial. Kegembiraan tidak boleh memutus empati, dan solidaritas harus tetap menjadi ruh perayaan,” tegas Gusma.
Di samping itu, Pemuda Katolik mengapresiasi dan terima kasih kepada Polri serta seluruh elemen masyarakat lintas iman seperti Banser, KOKAM, dan berbagai organisasi keagamaan lainnya yang terlibat aktif menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan Natal. Gusma menilai pengamanan tersebut bukan hanya bersifat teknis, melainkan mencerminkan kuatnya persaudaraan lintas iman di Indonesia.

Kondisi wilayah terdampak bencana di Aceh. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati.
"Pengamanan Natal adalah simbol gotong royong dan toleransi. Ini menunjukkan bahwa persaudaraan lintas iman masih menjadi kekuatan utama bangsa,” ungkap Gusma.
Lebih lanjut, Pemuda Katolik turut mendoakan seluruh masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dan bepergian selama libur Nataru berjalan lancar. Kemudian, mengajak seluruh masyarakat Indonesia menjadikan Natal sebagai momentum penguatan solidaritas dan gerakan kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa di tengah kesedihan, harapan harus terus dirawat melalui kepedulian dan persaudaraan.
"Natal mengingatkan kita bahwa harapan selalu lahir dari kepedulian, bahwa Allah hadir di tengah luka, dan bahwa persaudaraan adalah kekuatan bangsa ini,” pungkas Gusma.