Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends. FOTO: DPR RI
Angga Bratadharma • 26 July 2023 14:04
Jakarta: Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends berharap pengembangan Sistem Penyimpanan Energi Baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) bisa digunakan di semua daerah, termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
"Kami berharap pengembangan battery energy system yang tengah dikembangkan oleh IBC (industri baterai Indonesia) ini tidak hanya menggunakan platform pulau-pulau besar sebagai basis pengembangannya. Tetapi juga harus bisa dikembangkan di seluruh wilayah yang ada di Indonesia," kata Mercy, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Juli 2023.
"Sehingga ketika diimplementasikan maka yang ada di ujung Jakarta akan sama dengan yang di ujung Maluku, Papua, dan daerah-daerah 3T lainnya," tambah Mercy, dalam pertemuan Komisi VII DPR dengan IBC saat kunjungan kerja reses di Balige, Sumatra Utara.
Dirinya mencontohkan pengalaman di daerah pemilihan (dapil) di Maluku yang mengalami permasalahan terkait BESS ini. Dengan kondisi alam Maluku yang berbeda dengan daerah atau kota besar lainnya, membuat baterai mudah rusak dan tidak berfungsi.
Kurang lebih hanya sekitar 2-3 tahun. Hal tersebut, menurut Mercy, tentu tidak efektif dan merupakan sebuah pemborosan. Apalagi pembiayaan pengadaan baterai tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanjar Daerah (APBD).
"Ini bicara keadilan energi dan transisi energi yang menjadi masalah cukup penting. Di mana di seluruh daerah atau wilayah harus mendapat listrik. Penggunaan BESS menjadi alternatif solusi. Sedangkan transisi energi atas nama untuk menekan emisi gas karbon tadi, penggunaan listrik melalui BESS ini berguna untuk menekan emisi gas karbon tadi," tuturnya.
"Namun kalau penggunaan BESS atau baterai ini cepat rusak, hanya sekitar 2-3 tahun tentu tidak efektif, dan pemborosan. Bisa dibayangkan di Maluku ada 342 pulau, taruhlah 130 sampai 150 pulau menggunakan baterai atau BESS maka bisa dibayangkan 150 pulau setiap dua tahun sekali harus mengeluarkan dana hingga Rp2,5 miliar hanya untuk baterai,” paparnya.
Oleh karenanya, Mercy berharap pengembangan BESS bisa diaplikasikan di seluruh daerah dan bersifat long time, tidak hanya sekitar dua hingga tiga tahun saja digunakan. Melainkan juga bisa digunakan sampai puluhan tahun. Sebagaimana diketahui BESS diciptakan untuk mengurangi bahan bakar fosil, sekaligus membantu pengembangan energi baru terbarukan.