Inflasi Malaysia ke Level Terendah dalam 11 Bulan

Kuala Lumpur: Tingkat inflasi Malaysia turun menjadi dua persen pada Juli, dan menjadi tingkat kenaikan terendah dalam hampir satu tahun. Hal ini sebagian disebabkan oleh basis inflasi yang lebih tinggi pada tahun lalu.

Melansir The Business Times, Jumat, 25 Agustus 2023, Departemen Statistik Malaysia (DOSM) menuturkan tingkat inflasi utama negara ini telah melambat sejak mencapai puncaknya sebesar 4,7 persen pada Agustus tahun lalu.

Tingkat inflasi terbaru ini lebih rendah dari proyeksi 2,1 persen oleh 21 ekonom dalam jajak pendapat Reuters baru-baru ini. Angka ini juga lebih rendah dari 2,4 persen yang tercatat pada Juni.

Inflasi inti, yang tidak termasuk barang-barang yang mudah menguap dan barang-barang dengan harga yang diatur pemerintah, turun menjadi 2,8 persen di Juli dari 3,1 persen di Juni.

Pekan lalu, Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan inflasi utama dan inti diperkirakan akan moderat selama 2023. Ia memperkirakan tingkat inflasi bulanan rata-rata antara 2,8 persen dan 3,8 persen.

Laporan DOSM menunjukkan 416 dari 552 atau 75,4 persen, item dalam indeks mengalami kenaikan harga pada Juli. Di antaranya, harga 17 item naik lebih dari 10 persen.

Penyebab kenaikan harga

Harga makanan dan minuman non-alkohol, yang merupakan 29,5 persen dari total indeks harga konsumen (CPI), meningkat 4,4 persen pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya. Harga perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya, menyumbang 23,8 persen dari total CPI, naik 1,7 persen.

Secara keseluruhan, tingkat inflasi Malaysia pada Juli masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara Asia-Pasifik. Filipina merupakan salah satu negara dengan angka tertinggi, yaitu 4,7 persen. Indonesia sebesar 3,1 persen, Vietnam 2,1 persen, dan Korea Selatan 2,3 persen. Zona Euro mengalami inflasi sebesar 5,3 persen dan Amerika Serikat sebesar 3,2 persen.