Kabut asap membuat langit di Kota Jambi terlihat gelap pada Rabu pagi, 6 September 2023 dan ini sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. MI/Solmi
Media Indonesia • 21 September 2023 14:14
Ogan Ilir: Akibat kebakaran hutan dan lahan yang semakin meluas, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir pun langsung mengambil kebijakan baru. Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya mengatur ulang jam masuk sekolah di daerahnya, khusus jenjang Paud, TK, SD/MI, dan SMP/Mts.
Kebijakan jam belajar mengajar ini dilakukan agar para siswa dapat menghindari polusi udara di pagi hari. "Asap dari karhutla ini sudah masuk kategori mengganggu kesehatan anak didik, juga masyarakat di Ogan Ilir, karenanya kami memutuskan untuk undur jam masuk sekolah," kata dia, Kamis, 21 September 2023.
Ia sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir di mana sekolah bisa mengatur jam masuk sekolah pukul 08.00-09.00 WIB tergantung dengan kondisi udara di pagi itu. Diakui Panca, kondisi kabut asap di Ogan Ilir sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir.
"Ini adalah pekerjaan rumah besar bagi kita untuk menyelamatkan anak didik agar tidak terpapar polusi udara akibat kabut asap," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta Dinas Kesehatan Ogan Ilir untuk membagikan masker kepada masyarakat khususnya pelajar TK, SD dan SMP, sebagai upaya pencegahan penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Kami sudah sinergikan dengan puskesmas untuk membagikan masker ke seluruh masyarakat dan pelajar," jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Ogan Ilir, sudah ada lebih dari 350 penderita ISPA terdata dan menjalani perawatan. "Jumlah penderita ISPA sebanyak 350 orang itu berdasarkan yang terdaftar berobat di 25 Puskesmas di seluruh Ogan Ilir," kata Kepala Dinkes Ogan Ilir, Hendra.
Gejala yang dialami para penderita ISPA di antaranya flu, batuk dan pilek karena terpapar asap serta debu. Kebanyakan para penderita ISPA yakni anak di bawah lima tahun (balita) dan anak-anak usia 5 hingga 15 tahun. Hendra menerangkan, dampak serius bisa dialami penderita ISPA jika tidak segera ditangani dengan cepat. Dampak buruknya bisa berujung pada kematian.
"Selain menangani dan memberikan pengobatan ke penderita ISPA, kami juga sudah melakukan aksi nyata membagikan masker ke sekolah-sekolah. Seluruh Puskesmas di Ogan Ilir sudah melakukannya," jelas Hendra.
Ia mengimbau warga dapat melindungi diri dari paparan kabur asap dengan sejumlah langkah. Diantaranya menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama bagi penderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan.
"Jika terpaksa pergi keluar rumah, sebaiknya menggunakan masker. Bagi yang memiliki penyakit jantung maupun gangguan pernapasan, disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Juga selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok dan istirahat cukup," pungkasnya.