Pakistan. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 19 July 2023 10:28
Karachi: Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dalam laporannya Pakistan harus melanjutkan siklus pengetatan moneternya.
"Kenaikan suku bunga baru-baru ini disambut baik, tetapi siklus pengetatan harus berlanjut jika diperlukan untuk mengurangi inflasi dan memfasilitasi penyeimbangan eksternal," kata laporan staf IMF, dilansir Channel News Asia, Rabu, 19 Juli 2023.
Bank Sentral Pakistan mengadakan pertemuan darurat bulan lalu, sehari setelah negara itu merevisi anggarannya untuk tahun fiskal, sejalan dengan tuntutan IMF untuk mengamankan tahapan yang terhenti dari Extended Fund Facility (EFF) yang sekarang sudah kadaluarsa. Sebaliknya, Pakistan bisa mendapatkan batasan sebesar USD3 miliar dalam bentuk standby arrangement.
Bank Negara Pakistan (SBP) telah menaikkan suku bunga kebijakan utamanya sebesar 12,25 poin persentase sejak April 2022, terutama untuk mengekang inflasi yang melonjak. Pertemuan kebijakan moneter berikutnya dijadwalkan pada 31 Juli.
Laporan staf IMF menambahkan dalam jangka pendek, tingkat kebijakan riil berwawasan ke depan harus kembali ke wilayah positif untuk melabuhkan kembali ekspektasi dan mencapai tujuan inflasi SBP dalam jangka menengah.
Dalam Memorandum Kebijakan Ekonomi dan Keuangan (MEFP) yang dihasilkan dari pembicaraannya dengan IMF, Pakistan mengatakan siap untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut pada pertemuan komite kebijakan moneter berikutnya dan yang berikutnya sampai ekspektasi inflasi dan inflasi menurun drastis.
Ia menambahkan kecepatan penyesuaian di masa depan bergantung pada data inflasi, perkembangan nilai tukar, kekuatan posisi eksternal, dan campuran kebijakan fiskal-moneter.
"Untuk tujuan ini, kami akan memastikan bahwa tingkat kebijakan riil kembali ke wilayah positif berdasarkan pandangan ke depan untuk menunjukkan komitmen kami untuk membawa inflasi dalam kisaran target dalam FY26," baca MEFP.
Pemerintah Pakistan memperkirakan inflasi sebesar 21 persen untuk tahun fiskal 2024.