Tiga Ilmuwan AS Raih Nobel Fisika 2025 untuk Terobosan Mekanika Kuantum

Nobel Fisika 2025 mengakui kontribusi fundamental tiga ilmuwan AS dalam mewujudkan sifat-sifat mekanika kuantum pada skala makroskopik. (Anadolu Agency)

Tiga Ilmuwan AS Raih Nobel Fisika 2025 untuk Terobosan Mekanika Kuantum

Willy Haryono • 8 October 2025 14:43

Stockholm: Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menganugerahkan Hadiah Nobel Fisika 2025 kepada tiga ilmuwan asal Amerika Serikat, yakni John Clarke, Michel H. Devoret, dan John M. Martinis, atas penemuan pionir mereka dalam "tunneling mekanika kuantum makroskopik dan kuantisasi energi dalam sirkuit listrik".

Penghargaan yang diumumkan pada Selasa, 8 Oktober 2025 ini mengakui kontribusi fundamental mereka dalam mewujudkan sifat-sifat mekanika kuantum pada skala makroskopik.

Dalam pernyataan resminya, Komite Nobel menekankan bahwa karya ketiga ilmuwan ini telah "memberikan peluang untuk mengembangkan generasi berikutnya teknologi kuantum, termasuk kriptografi kuantum, komputer kuantum, dan sensor kuantum".

John Clarke, profesor kelahiran Inggris dari Universitas California, mengakui bahwa penemuan timnya "dalam beberapa cara merupakan dasar dari komputasi kuantum", meski ia mengaku belum sepenuhnya memahami implikasi lengkapnya.

Dampak revolusioner dan respons pemenang

Komputasi kuantum yang memanfaatkan prinsip mekanika kuantum atau ilmu tentang perilaku partikel pada skala terkecil, dipandang sebagai temuan yang memberikan lompatan besar dalam kemampuan komputasi.

"Ini adalah kejutan dalam hidup saya. Tidak pernah terlintas bahwa ini mungkin menjadi dasar Hadiah Nobel," ujar Clarke, dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 8 Oktober 2025. Ia dengan rendah hati mengakui kontribusi luar biasa dari kedua rekannya.

Michel Devoret, profesor kelahiran Prancis yang berkarya di Universitas Yale dan California, serta John Martinis dari Universitas California, akan berbagi hadiah SEK11 juta atau sekitar Rp19,4 miliar.

Clarke menambahkan bahwa penelitian mereka merupakan "alasan mendasar mengapa telepon seluler berfungsi", menegaskan relevansi mekanika kuantum dalam teknologi digital sehari-hari.

Sejarah dan kelanjutan nobel

Ketua Komite Nobel Fisika Olle Eriksson menyoroti bahwa "mekanika kuantum yang berusia satu abad terus memberikan kejutan baru" sekaligus menjadi "dasar semua teknologi digital".

Penghargaan ini menempatkan ketiga ilmuwan dalam jajaran prestisius penerima Nobel Fisika sebelumnya seperti Albert Einstein, Marie Curie, dan Niels Bohr.

Nobel Fisika 2025 merupakan penghargaan kedua yang diumumkan minggu ini, setelah Nobel Kedokteran dianugerahkan kepada Mary E. Brunkow, Fred Ramsdell, dan Shimon Sakaguchi untuk penelitian sistem kekebalan tubuh.

Penghargaan akan terus berlanjut dengan Kimia, Sastra, Perdamaian, dan Ekonomi, dengan prosesi penyerahan oleh Raja Swedia pada 10 Desember di Stockholm. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Baca juga:  Trio AS-Jepang Raih Nobel Kedokteran untuk Riset Sistem Kekebalan Tubuh

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)