Taliban Salahkan Pakistan atas Ledakan di Kabul

Taliban Afghanistan berdiri di posisi mereka saat memeriksa orang dan kendaraan di sebuah pos pemeriksaan, di Kandahar, Afghanistan, 18 Maret 2024. (EFE/EPA/QUDRATULLAH RAZWAN)

Taliban Salahkan Pakistan atas Ledakan di Kabul

Riza Aslam Khaeron • 11 October 2025 13:51

Kabul: Kelompok Taliban yang menguasai Afghanistan secara terbuka menyalahkan Pakistan atas dua ledakan yang terjadi pada Kamis, 9 Oktober 2025 di Kabul dan provinsi Paktika, memicu eskalasi ketegangan antara kedua negara bertetangga yang hubungannya kian memburuk.

Pernyataan tersebut datang hanya sehari setelah pejabat Taliban awalnya menyebut insiden itu sebagai "kecelakaan" yang sedang diselidiki.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut Pakistan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan, meski tidak disertai bukti rinci.

Sementara itu, media sosial di Afghanistan dan Pakistan ramai dengan spekulasi bahwa ledakan itu merupakan upaya serangan terhadap petinggi Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), termasuk pemimpinnya Noor Wali Mehsud. Pihak Taliban menegaskan bahwa Mehsud dalam keadaan selamat.

Ledakan tersebut terjadi bersamaan dengan kunjungan Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi ke India, langkah diplomatik yang semakin menunjukkan jarak antara Taliban dan Pakistan. Hubungan Islamabad dan Kabul telah memburuk sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021.

Pakistan menuding Taliban melindungi kelompok-kelompok bersenjata anti-Pakistan seperti TTP, yang disalahkan atas lonjakan serangan terhadap militer Pakistan.

Dalam konferensi pers Jumat, juru bicara militer Pakistan Ahmad Sharif tidak secara langsung membenarkan atau membantah bahwa negaranya berada di balik ledakan. Namun, ia menuding Afghanistan menjadi pusat operasi terorisme terhadap Pakistan dan harus diambil tindakan untuk "melindungi rakyat".
 

Baca Juga:
Ledakan dan Tembakan Guncang Ibu Kota Afghanistan

"Afghanistan digunakan sebagai basis operasi terhadap Pakistan, dan ada bukti-bukti tentang itu. Tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat Pakistan akan dan terus diambil," ujarnya.

Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif dalam pidato di parlemen juga menuduh Afghanistan membiarkan kekerasan meluas ke wilayah Pakistan.

"Meski telah bertahun-tahun bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan dan delegasi datang-pergi ke Kabul, pertumpahan darah di Pakistan belum berhenti. Kami membayar harga 60 tahun menjamu enam juta pengungsi Afghanistan dengan darah kami," ujarnya.

Al-Jazeera mencatat bahwa sejak awal 2025, kekerasan di Pakistan hampir menyamai jumlah korban jiwa sepanjang 2024. Serangan terbaru di provinsi Khyber Pakhtunkhwa menewaskan puluhan tentara. Data dari ACLED mencatat lebih dari 600 serangan TTP terhadap militer Pakistan dalam setahun terakhir.

Ketegangan ini juga terjadi di tengah kampanye deportasi besar-besaran oleh Pakistan terhadap pengungsi Afghanistan sejak November 2023, dengan hampir satu juta orang dipulangkan. Pakistan sebelumnya menjadi tuan rumah bagi jutaan warga Afghanistan sejak invasi Soviet 1980-an, rezim Taliban pertama, hingga kejatuhan Kabul pada 2021.

Ledakan ini menjadi salah satu insiden paling sensitif sejak pembunuhan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri di Kabul oleh drone AS pada 2022.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)