Ilustrasi perlengkapan podcast. (CNA / iStock)
New York: Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memungkinkan produksi podcast secara massal dengan pembawa acara virtual, bukan orang sungguhan. Fenomena ini mengancam keberlangsungan industri podcast konvensional yang masih bergulat dengan model bisnis rapuh.
Sejak Google meluncurkan Audio Overview, generator podcast massal pertama lebih setahun lalu, gelombang startup seperti ElevenLabs dan Wondercraft telah membanjiri pasar dengan konten sintetis berkualitas tinggi yang diproduksi hanya dengan satu klik.
Inception Point AI, pelopor dalam bidang ini yang diluncurkan 2023, memproduksi sekitar 3.000 podcast mingguan dengan tim delapan orang.
"Dengan biaya produksi satu dolar per episode, hanya 20 pendengar sudah cukup untuk menghasilkan keuntungan," ujar Pendiri Inception Jeanine Wright, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 13 Oktober 2025.
Pendekatan volume ini telah menurunkan ambang batas monetisasi iklan yang sebelumnya membutuhkan ribuan unduhan.
Dampak pada Podcaster independent
Martin Spinelli, profesor podcasting di University of Sussex, memperingatkan bahwa banjir konten AI akan "membuat lebih sulit bagi podcaster independen untuk mendapatkan perhatian dan membangun basis penggemar" tanpa anggaran promosi besar seperti Google atau Apple.
Nate DiMeo, kreator podcast sejarah "The Memory Palace" sejak 2008, mengkhawatirkan penurunan pendapatan iklan untuk konten non-AI ketika platform dapat memproduksi 100.000 episode dengan biaya minimal.
Meski Inception mengklaim melakukan transparansi tentang penggunaan AI dalam setiap episode yang hanya menyebabkan "penurunan yang sangat sedikit" menurut Wright, tiga platform besar (Apple Podcasts, Spotify, dan YouTube) tidak mewajibkan pengungkapan penggunaan AI.
Spinelli mengkritik ketidakefektifan platform dalam menghubungkan konten
niche dengan audiens targetnya, sambil menyatakan kesediaannya membayar untuk alat AI yang bisa "menyaring kebisingan".
Masa depan industri
Perkembangan ini mencerminkan polarisasi industri antara efisiensi produksi massal dan nilai autentisitas konten buatan manusia. Sementara podcast AI menemukan pasar niche seperti program tentang jumlah serbuk sari di kota tertentu yang menarik pengiklan obat antihistamin, para veteran industri meratapi potensi terpinggirkannya kreator independen yang selama ini menjadi jiwa podcasting.
Masa depan industri akan ditentukan oleh apakah pendengar lebih menghargai kuantitas dan spesialisasi konten atau hubungan emosional dengan pembuat konten manusia. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Ancaman Deepfake Kian Nyata, ASEAN Didorong Perkuat Ekosistem Digital