Studi: Konsumsi Minuman Bersoda Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Hati

Ilustrasi. Media Indonesia.

Studi: Konsumsi Minuman Bersoda Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Hati

Ficky Ramadhan • 9 October 2025 16:03

Jakarta: Banyak orang menganggap minuman bersoda berlabel 'diet' sebagai alternatif yang lebih sehat dibanding soda biasa. Namun, temuan terbaru dari sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam United European Gastroenterology (UEG) Week 2025 justru menunjukkan sebaliknya.

Riset yang melibatkan lebih dari 103 ribu peserta dari database UK Biobank menemukan bahwa konsumsi minuman bersoda, baik yang berpemanis maupun yang rendah atau tanpa gula, berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit hati berlemak non alkoholik atau metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD).

Para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari 330 gram soda per hari, setara satu kaleng, dapat meningkatkan risiko terkena MASLD. Menariknya, minuman “rendah” atau “tanpa” gula justru menunjukkan risiko sedikit lebih tinggi dibanding minuman berpemanis.

Minuman berpemanis dikaitkan dengan peningkatan risiko sekitar 50 persen, sementara minuman rendah atau tanpa tambahan gula meningkatkan risiko hingga 60 persen. Selain itu, konsumsi minuman rendah atau tanpa gula juga berhubungan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit hati, sedangkan minuman berpemanis tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap kematian akibat gangguan hati.

Hubungan tersebut bersifat dose-dependent, semakin sering seseorang mengonsumsi minuman ini, semakin besar pula risiko yang ditimbulkan.

Ganti dengan Air Putih, Risiko Menurun

Ketika peneliti mencoba mensimulasikan penggantian jenis minuman, hasilnya menunjukkan bahwa mengganti 330 gram soda dengan air putih setiap hari dapat menurunkan risiko MASLD. Pengurangan risiko mencapai 14,7% jika yang diganti adalah minuman berpemanis.

Namun, mengganti satu jenis soda dengan jenis lainnya tidak memberikan dampak berarti pada penurunan risiko penyakit hati.

Penulis utama studi, Lihe Liu, mahasiswa pascasarjana dari Departemen Gastroenterologi, Rumah Sakit Pertama Universitas Soochow, China, menjelaskan kepada Medical News Today bahwa hasil penelitian ini menantang anggapan umum soal keamanan minuman soda diet.

"Minuman rendah atau tanpa gula sering dianggap lebih sehat karena menggunakan pemanis buatan. Namun, penelitian kami menunjukkan konsumsi rutin tetap dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan hati," ujar Liu. Meski hasilnya menarik perhatian, penelitian ini belum melalui proses peer-review. Data konsumsi minuman yang digunakan juga didasarkan pada laporan diri peserta, sehingga ada kemungkinan bias.

Selain itu, mayoritas peserta UK Biobank merupakan individu kulit putih yang relatif lebih sehat dari populasi umum, membuat hasil studi ini belum bisa digeneralisasi.

Kendati demikian, temuan ini sejalan dengan berbagai riset sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat memengaruhi metabolisme hati dan keseimbangan mikrobioma usus, dua faktor penting dalam menjaga kesehatan hati.

Para peneliti berencana melanjutkan riset ini untuk memahami mekanisme biologis di balik hubungan tersebut, termasuk mencari tahu apakah jenis pemanis buatan tertentu lebih berisiko daripada lainnya.

Walau penelitian lanjutan masih dibutuhkan, hasil sementara ini memberikan peringatan jelas, baik soda biasa maupun soda diet sama-sama berpotensi membahayakan kesehatan hati.

Alih-alih memilih minuman bersoda, para ahli menyarankan konsumsi air putih, air berkarbonasi tanpa pemanis, atau teh tanpa gula sebagai pilihan yang jauh lebih aman bagi tubuh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)