Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian. (Antara)
Willy Haryono • 15 November 2025 11:28
Beijing: Tiongkok meminta Jepang menghentikan upaya mencari pembenaran untuk meningkatkan kemampuan militernya dan kembali pada komitmen pembangunan damai.
“Kami mendesak Jepang meninggalkan sejarah agresinya, tetap pada jalur pembangunan damai, berhenti mencari-cari alasan untuk pengembangan militernya, dan mengambil tindakan nyata guna mendapatkan kepercayaan negara-negara tetangga,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, pada Jumat, 14 November.
Pernyataan itu disampaikan sebagai respons terhadap komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, yang menilai ancaman militer Tiongkok terhadap Taiwan dapat “menimbulkan situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang.”
Dikutip dari Antara, Sabtu, 15 November 2025, Lin menilai pernyataan Takaichi bertentangan dengan kontrol ketat konstitusi Jepang terhadap operasi militer pasca-Perang Dunia II, kendati aturan tersebut telah mulai dilonggarkan sejak revisi undang-undang keamanan pada 2015.
Ia juga menyampaikan keprihatinan Beijing atas sikap Tokyo terkait Tiga Prinsip Non-Nuklir, yakni tidak memiliki, tidak memproduksi, dan tidak mengizinkan senjata nuklir berada di wilayah Jepang, setelah sejumlah pejabat Jepang menyiratkan kemungkinan memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
“Meski Jepang mendaku sebagai negara cinta damai dan mengadvokasi dunia bebas senjata nuklir, pemerintahan Sanae Takaichi telah membuat pernyataan ambigu mengenai Tiga Prinsip Non-Nuklir dan menyiratkan kemungkinan meninggalkan prinsip-prinsip tersebut,” ujar Lin.
Ia menuding Jepang meningkatkan anggaran pertahanan, melonggarkan ekspor senjata, dan mengembangkan kapabilitas ofensif dalam beberapa tahun terakhir. Lin juga menyoroti pernyataan Takaichi soal kemungkinan intervensi senjata di Selat Taiwan sebagai langkah yang memperburuk kekhawatiran kawasan.
“Akibat langkah-langkah Jepang ini, negara-negara tetangganya di Asia mempertanyakan apakah Jepang benar-benar telah memutuskan hubungan dengan militerisme? … Apakah Jepang tetap berkomitmen pada pembangunan damai?” lanjutnya.
Lin juga mengecam komentar ekstrem kelompok sayap kanan Jepang yang menargetkan diplomat Tiongkok, menyebutnya sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.
“Kami kembali mendesak Jepang untuk menangani akar masalah, segera mengoreksi dan mencabut pernyataan yang tidak berdasar itu, serta berhenti membalikkan fakta,” tegas Lin.
Pernyataan tersebut muncul setelah Konsul Jenderal Tiongkok di Osaka, Xue Jian, menulis ancaman untuk “memenggal leher kotor tanpa ragu sedetik pun” terhadap PM Takaichi. Pemerintah Jepang menyebut unggahan itu tidak pantas dan telah melayangkan protes resmi.
Seiring meningkatnya ketegangan, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Sun Weidong memanggil Duta Besar Jepang untuk Tiongkok, Kenji Kanasugi, pada Kamis.
Baca juga: Tiongkok Panggil Dubes Jepang Terkait Ucapan Panas PM Sanae Takaichi