Food Waste di Indonesia Capai 28%, Ini Tantangan Industri Rantai Dingin

Kepala Bidang Logistik Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia Tejo Mulyono (paling kanan). Foto: dok ist.

Food Waste di Indonesia Capai 28%, Ini Tantangan Industri Rantai Dingin

Ade Hapsari Lestarini • 8 May 2025 19:10

Jakarta: Kunci dari industri cold chain (rantai dingin) adalah harus mengatasi masalah food loss dan food waste.

Food loss yakni berkurangnya pangan akibat kerusakan, baik pada saat pemanenan, pengolahan pascapanen, maupun dari penyimpanan, pengemasan, dan kegiatan logistik lainnya seperti transportasi, penditribusian, hingga ke end user.

Sementara food waste adalah makanan yang terbuang. Biasanya terdapat di rumah tangga dan horeka (hotel, restoran, dan kafe). Menurut Kepala Bidang Logistik Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia Tejo Mulyono, Indonesia termasuk yang paling besar dalam hal food waste, yakni sekitar 28 persen makanan siap saji terbuang

"Tingkat food loss kita itu sekitar 30 persen. Tetapi orang yang kekurangan pangan di Indonesia juga tinggi," ungkap dia, dikutip Kamis, 8 Mei 2025.

Berangkat dari situ, lanjut Tejo, pihaknya masuk ke bisnis cold chain untuk membantu mengatasi permasalahan food waste dan food loss.

Dirinya bersama dengan pelaku usaha Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) terus mengembangkan ekosistem logistik pendingin di Indonesia. PPLI mempunyai program besar yaitu mengembangkan ekosistem pengiriman retail untuk cold chain.

"Jadi para pelaku bisnis ukuran kecil seperti warung, UKM, industri kecil dan menengah untuk kuliner, waralaba, jaringan restoran, itu semua bisa mengirimkan produk-produknya ke seluruh Indonesia, walaupun kita negara kepulauan, kita akan coba bekerja sama dengan semua stakeholder," jelas dia.


Kepala Bidang Logistik Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia Tejo Mulyono (paling kanan). Foto: dok ist.
 

Baca juga: Ekosistem Rantai Dingin Sokong Ketahanan Pangan Nasional
 

Tantangan industri cold chain


Dia mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri rantai dingin di antaranya yakni Indonesia berupa negara kepulauan, kekurangan infrastruktur, kurang gudang pendingin, kurang sumber daya listrik, hingga kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kemudian dari pemerintah, kita berharap ada banyak penyederhanaan regulasi untuk mempercepat akselerasi perkembangan industri pangan di Indonesia, dan juga akan berlanjut pada industri cold chain di Indonesia. Karena cold chain artinya kita harus bisa menjaga keutuhan dan kesegaran pangan dari hulu sampai hilir, sampai end user dan di depan kita makan dalam kondisi yang baik," ujar Tejo.

Tak hanya itu, teknologi juga menjadi kekurangan dalam industri ini. Ketertinggalan teknologi antara Indonesia dengan negara luar sudah sangat jauh. Sehingga para pelaku usaha berharap bisa merangkul semua stakeholder, khususnya dari pemerintah.

"Bahkan sekarang Presiden Prabowo titik beratnya adalah meningkatkan ketahanan pangan dan menuju swasembada pangan buat negara Indonesia. Karena ke depan, negara yang industri pangannya kuat, ketahanan pangannya kuat adalah negara yang mampu dan berhasil menjadi negara yang disegani. Semua orang berebut dan mengejar pangan, agar masyarakatnya cukup pangan," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)