Otoritas Tiongkok melakukan persiapan dalam menghadapi terjangan Topan Ragasa. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 23 September 2025 20:00
Guangzhou: Sedikitnya 10 kota di Tiongkok memerintahkan penutupan sekolah dan aktivitas usaha pada Selasa, 23 September 2025, menjelang kedatangan Super Topan Ragasa di pesisir selatan, memengaruhi puluhan juta warga dan menghentikan ribuan pabrik di kawasan industri.
Biro Manajemen Darurat Guangdong memperkirakan Ragasa akan mendarat dalam 24 jam di pesisir tengah dan barat provinsi. “Wilayah kunci harus mengambil langkah tegas untuk melindungi jiwa dan harta warga serta meminimalkan kerugian semaksimal mungkin,” demikian isi pernyataan resmi.
Otoritas setempat telah mengaktifkan respons darurat tertinggi. Ragasa membawa angin hingga 230 km per jam menurut layanan cuaca Hong Kong. Di Shenzhen, pusat teknologi Tiongkok, sekitar 400.000 orang diperintahkan dievakuasi, dengan peringatan potensi angin kencang, hujan deras, gelombang tinggi, dan banjir.
“Kecuali petugas darurat dan pekerja layanan penting, mohon jangan keluar rumah,” ujar otoritas kota. Penutupan pasar dan kantor mulai diberlakukan Selasa sore.
Langkah serupa diterapkan di Zhuhai, Dongguan, dan Foshan. Markas darurat Foshan memperingatkan, “Angin kencang dan curah hujan tinggi akan berdampak serius pada kota kami, menimbulkan situasi pertahanan kritis.”
Ragasa saat ini bergerak di Laut Cina Selatan setelah sebelumnya melanda Filipina, menewaskan satu orang. CCTV memperingatkan kapal yang beroperasi di Laut Cina Selatan bagian utara, Selat Taiwan selatan, Kanal Bashi, dan perairan pesisir Guangdong agar meningkatkan kewaspadaan.
Para ilmuwan menekankan bahwa perubahan iklim yang dipicu manusia membuat badai semakin kuat dan lebih sering terjadi seiring meningkatnya suhu global.
Baca juga: Hong Kong Siaga Topan Super Ragasa, Ratusan Penerbangan Dibatalkan