Wabup Garut Siap Diperiksa Buntut Kericuhan Berujung Maut di Pesta Pernikahannya

Garut: Korban kericuhan maut pesta rakyat makan gratis pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina-Maula Akbar Mulyadi putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, digelar di Alun-alun Lapangan Oto Iskandar Dinata, Pendopo, Kabupaten Garut, bertambah 30 orang termasuk 3 tiga di antaranya meninggal. 
p
"Cukup hanya untuk apa yang akan kami lakukan kepada korban, kalau secara teknis saya serahkan 100 persen (kepada polisi). Karena harus diketahui dan kami berdua mulai menarik diri (setelah resepsi), jadi kami hanya mengontrol terakhir dan menanyakan apakah semuanya aman, selesai,” kata Wakil Bupati Garut, Lutfianisa Putri Karlina, Minggu, 20 Juli 2025.

Sementara itu, pengantin pria Maula Akbar Mulyadi Putra mengatakan, kekisruhan yang terjadi sudah penyelenggara wedding organizer yang diperiksa polisi berkaitan dengan kejadian tersebut. Istrinya Putri juga secara tegas menyampaikan kesediaan bila harus dimintai keterangan atas kejadian itu.

“Kita hanya menyatakan kesediaan kalau ada prosedur kami siap sepenuhnya untuk menghadap. Ketika ditanya kaitan siapa yang harus bertanggung jawab secara hukum, Putri enggan mengomentari dan enggak boleh saya yang ngomong harus kepolisian," ujarnya.

Menurut Maula, pesta rakyat itu digelar karena porsi makanan masih banyak dan berlebih dan sengaja disajikan dan tinggal santap. Seharusnya, kata dia seluruh gerbang menuju tempat makanan di Babancong dibuka seluruhnya untuk masyarakat. Tetapi, gerbang lokasi menuju Pendopo menurut istrinya ditutup karena hendak ada resepsi kedua.
 

Baca: Gugur di Acara Pesta Rakyat Garut, Bripka Cecep Dapat Kenaikan Pangkat

Sebelumnya, Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengecek dan meninjau langsung ke lokasi terjadinya insiden dalam acara pesta rakyat dan bazar UMKM yang menjadi rangkaian syukuran pernikahan Wakil Bupati Garut, Lutfianisa Putri Karlina-Maula Akbar Mulyadi Putra, anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Peninjauan dilakukan menyusul kejadian tragis menyebabkan tiga orang meninggal, terdiri dari Vania Aprilia, 8, warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Dewi Jubaedah, 61, warga Kecamatan Sukawening, Anggota Polsek Karangpawitan Polres Garut Bripka Cecep Saeful Bahri, 39.

Rudi menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terutama terhadap pengamanan kegiatan berskala besar, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang. Ia memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas potensi kelalaian atau faktor teknis memicu kericuhan dan menyebabkan korban jiwa. Polisi menginventarisasi kronologi kejadian secara rinci, termasuk mekanisme antrean pembagian makanan gratis yang memicu desakan warga.

"Kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) melengkapi penyelidikan, memastikan proses evakuasi korban dan pendataan, serta penanganan pascakejadian berjalan sesuai prosedur dan melakukan dialog dengan jajaran Polres Garut, panitia penyelenggara acara, serta perwakilan keluarga korban," pungkasnya.