ADUPI Sebut Sampah Polistirena Dapat Didaur Ulang

Suasana keiatan diseminasi hasil kajian analisis arus material (Material Flow Analysis, MFA) polistirena (PS) di Indonesia. Dokumentasi/ istimewa

ADUPI Sebut Sampah Polistirena Dapat Didaur Ulang

Deny Irwanto • 22 June 2025 14:08

Jakarta: Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) menyelenggarakan diseminasi hasil kajian analisis arus material (Material Flow Analysis, MFA) polistirena (PS) di Indonesia.

Kajian ini merupakan kelanjutan dari kunjungan lapangan ke fasilitas daur ulang PS di PT Aneka Indah Plastik, Pasuruan, September 2024. Kajian ini bertujuan memetakan rantai pasok, peluang, dan tantangan daur ulang PS pasca konsumsi agar bisa menjadi acuan kebijakan.

"Hasil riset ini penting untuk memperkuat model pengumpulan dan pengelolaan PS secara terpadu," kata Ketua Umum ADUPI, Christine Halim, dalam keterangan pers, Minggu, 22 Juni 2025.
 

Baca: TPST Babakan Sari Jadi Proyek Percontohan Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Bandung
 
Acara ini dihadiri perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Dalam Negeri, BRIN, BPOM, APEKSI, CSWM UI, serta pelaku industri dan pendaur ulang PS.

Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular KLH, Agus Rusli, menegaskan kajian ini memberi masukan berharga untuk pembaruan peraturan. "Kami akan memperkuat Permen LH No. P75/2019 agar sesuai prinsip EPR dan lebih adaptif terhadap kebutuhan industri," jelas Agus Rusli.

Hasil kajian menunjukkan bahwa permintaan resin PS di Indonesia pada 2023 mencapai 159,97 kiloton, di mana 45% dipenuhi produksi dalam negeri. Selain harga terjangkau dan kuat secara mekanik, PS memiliki keunggulan insulasi hingga -40°C dan densitas 1,04 g/cm³, membuatnya tetap menjadi pilihan utama untuk kemasan pangan seperti es krim dan yoghurt.

“Kajian ini sekaligus meluruskan anggapan bahwa PS bersifat toksik dan sulit didaur ulang. Berdasarkan uji laboratorium BPOM, kemasan PS foam telah memenuhi ambang batas migrasi stirena dan aman untuk pangan," ungkap Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Tri Ligayanti.

Data MFA 2023 juga menunjukkan bahwa timbulan PS pasca konsumsi hanya 1,8% dari total sampah plastik dan 0,35% dari total sampah nasional. “Sebanyak 72,3% PS sudah berhasil dikumpulkan, dan 35,5% di antaranya sudah terkelola, termasuk didaur ulang,” jelas Christine Halim.

Selain itu pakar internasional di bidang daur ulang PS turut memberikan pandangan. Adri Spangenberg, Direktur African Polystyrene Industry Alliance, menekankan bahwa pemilahan adalah kunci.

“Di Afrika Selatan, tingkat daur ulang PS sudah mencapai 31%. Dengan pemilahan dan infrastruktur baik, angka ini bisa meningkat pesat,” ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)