Presiden Prabowo Subianto berbicara di St. Petersburg International Economy Forum. Foto: Viory
Fajar Nugraha • 20 June 2025 23:45
St.Petersburg: Presiden Prabowo Subianto berbicara di St. Petersburg International Economy Forum (SPIEF) 2025. Presiden mengatakan ini adalah adalah Forum Ekonomi Internasional pertama yang dia hadiri.
“ini adalah adalah Forum Ekonomi Internasional pertama saya, jadi saya minta maaf jika saya sedikit gugup,” ujar Presiden Prabowo pada pembukaan pidato, Jumat 20 Juni 2025.
Presiden mengatakan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat. Setiap tahun ada lima juta orang Indonesia baru yang datang ke dunia ini. Setiap tahun, lima juta.
Itu berarti setiap tahun ada sekelompok orang seukuran Singapura. Jadi dalam sepuluh tahun akan ada sepuluh Singapura di Asia Tenggara.
“Dalam 30 tahun terakhir kita melihat dominasi filosofi pasar bebas klasik kapitalis neoliberal, yang pada dasarnya cenderung laissez-faire (minimnya campur tangan pemerintah). Dan elite Indonesia mengikuti filosofi ini karena itu, menurut pendapat saya, kita belum berhasil menciptakan lapangan bermain yang setara untuk semua orang,” imbuh Presiden Prabowo di hadapan Presiden Vladimir Putin.
“Ada pertumbuhan yang sangat besar. Kita telah tumbuh lima persen terus menerus, terutama tujuh tahun terakhir. Ya, 35 persen dalam tujuh tahun. Tetapi kita belum berhasil memiliki apa yang disebut efek tetesan ke bawah ini (trickled-down effect),” ujar Presiden Prabowo.
Lebih lanjut Presiden menambahkan, kekayaan tetap berada di atas, kurang dari satu persen. Dan ini bukan rumus untuk meraih kesuksesan. Setiap negara harus mengikuti filosofi ekonominya sendiri.
“Filosofi ekonomi yang selaras dan dapat diterima oleh budaya dan latar belakang masing-masing negara. Oleh karena itu, saya telah memilih jalan kompromi, jalan sosialisme terbaik dan kapitalisme terbaik. Kita ingin menggunakan kreativitas kapitalisme, inovasi, inisiatif,” tegas Presiden.
“Ya, kita membutuhkan itu. Namun, kita membutuhkan campur tangan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, mengatasi kelaparan, campur tangan, dan melindungi yang lemah. Karena ada bahaya di negara-negara berkembang seperti Indonesia dari apa yang kita anggap sebagai bahaya perampasan negara,” tambah Presiden.
“Kebaikan terbesar untuk banyak orang. Itulah filosofi kami,” Presiden menjelaskan.
Dalam pidatonya Presiden Prabowo menyakini bahwa jika Indonesia dapat memainkan peran yang baik, peran yang positif dalam hubungan internasional, misalnya, partisipasi di BRICS.
Indonesia berterima kasih kepada Pemerintah Rusia yang telah mendukung kami untuk menjadi anggota BRICS dengan sangat cepat. Indonesia adalah salah satu anggota tercepat yang diterima di BRICS. Apresiasi juga disampaikan Presiden Prabowo kepada mantan Presiden Brasil dan Presiden New Development Bank, Dilma Rousseff.
Indonesia juga diterima menjadi anggota New Development Bank dengan sangat cepat. Presiden pun berterima kasih kepada pemerintah Tiongkok yang telah memberikan dukungan dan pemerintah Afrika Selatan yang melakukan hal serupa.
“Kami percaya bahwa BRICS bersama-sama dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi stabilitas dan kemakmuran dunia,” Presiden Prabowo menjelaskan.