Kapal penyeberangan ini
tenggelam pada Rabu malam, 2 Juli 2025 saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Hingga Kamis malam, 3 Juli 2025, total 65 orang tercatat berada di kapal tersebut yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK).
Dari jumlah tersebut, enam orang dinyatakan meninggal dunia, 29 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat, dan 30 orang lainnya masih dalam pencarian. Meski sebagian penumpang berhasil diselamatkan, insiden ini menyisakan duka dan kekhawatiran publik terkait keselamatan pelayaran.
Dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Jaya, tim gabungan Basarnas dan TNI AL berhasil mengevakuasi sebagian besar penumpang dengan selamat. Salah satu faktor penentu keberhasilan evakuasi adalah tersedianya pelampung dan alat keselamatan yang memadai, meskipun investigasi menyeluruh masih dilakukan untuk memastikan apakah semua prosedur keselamatan telah dijalankan sesuai standar.
Salah satu hal krusial dalam setiap perjalanan laut adalah ketersediaan dan kelengkapan alat keselamatan di atas kapal. Dalam situasi darurat, peralatan ini bisa menjadi penentu hidup atau tidaknya seseorang.
Jenis Alat Keselamatan Kapal yang Wajib Ada
Berikut adalah daftar perlengkapan keselamatan yang wajib tersedia di setiap kapal penumpang, termasuk fungsi dan kegunaannya:
1. Life Jacket (Jaket Pelampung)
Jaket pelampung berfungsi untuk membantu penumpang tetap mengapung di air tanpa harus berenang. Jaket ini wajib dikenakan saat ada peringatan evakuasi atau kapal mulai miring. Di kapal seperti KMP Tunu Jaya, jumlah jaket pelampung harus sesuai atau akan lebih bagus jika melebihi jumlah penumpang.
2. Life Raft (Rakit Penolong)
Rakit penolong adalah tempat berlindung sementara bagi penumpang yang sudah keluar dari kapal. Biasanya berbentuk rakit karet berisi perlengkapan darurat seperti makanan, air minum, peluit, dan suar. Kapal penyeberangan harus memiliki cukup life raft untuk menampung seluruh penumpang dan kru.
3. Life Buoy (Pelampung Donat)
Pelampung donat atau life buoy dapat dilemparkan ke laut untuk membantu seseorang yang terjatuh atau tercebur. Pelampung ini digunakan untuk menarik korban kembali ke kapal atau sekoci dan ering kali diletakkan di sisi-sisi kapal agar mudah dijangkau.
4. Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB)
EPIRB berfungsi mengirim sinyal lokasi kapal ke satelit saat terjadi kecelakaan laut. Emergency ini sangat penting untuk memudahkan tim SAR menemukan lokasi kapal tenggelam. Alat ini aktif secara otomatis ketika bersentuhan dengan air laut.
5. Alarm Darurat dan Sistem Komunikasi
Termasuk alarm peringatan dan pengeras suara untuk mengarahkan penumpang saat evakuasi. Radio komunikasi juga penting agar kapten dan kru bisa menghubungi otoritas pelabuhan dan tim penyelamat dengan cepat.
6. Senter dan Pencahayaan Darurat
Senter dapat berfungsi untuk membantu navigasi di malam hari atau saat listrik kapal padam. Setiap sekoci harus dilengkapi lampu agar mudah ditemukan oleh tim penyelamat.
7. Survival Kit (Perlengkapan Bertahan Hidup)
Isi dari survival kit ini biasanya berupa makanan kering, air mineral, korek api tahan air, peluit, kompas, dan cermin sinyal. Wajib tersedia di rakit penyelamat dan kabin darurat.