Ratusan Ton Ikan di Waduk Jatiluhur Mati Akibat Cuaca Buruk

Ikan di waduk mati, foto: MTVN

Ratusan Ton Ikan di Waduk Jatiluhur Mati Akibat Cuaca Buruk

Putri Purnama Sari • 8 February 2025 10:00

Jakarta: Ratusan ton ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, mati akibat cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut. Hujan deras yang terus-menerus tanpa adanya sinar matahari menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air.

Selain itu, angin kencang dan gelombang tinggi mengakibatkan air kotor dari dasar waduk naik ke permukaan, yang selanjutnya menyebabkan ikan mengalami stres dan akhirnya mati. Kejadian ini menyebabkan kerugian signifikan bagi para petani ikan di area tersebut.

Salah satu petani ikan, Martina, menyebutkan kematian ikan secara massal ini sudah terjadi sejak tiga hari kebelakang. Hal disebabkan oleh cuaca buruk yang mengakibatkan langit mendung tanpa henti. Martina juga mengaku kehilangan sekitar 13 ton ikan dari 22 kolam yang ia kelola, dengan total kerugian mencapai Rp400 juta. 

"Sudah tiga hari terakhir ini, ikan mulai naik ke permukaan, mati. Ikan pada mabok terus mati," kata Martina, yang dikutip Sabtu, 8 Februari 2025.
 

Baca juga: 75 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Massal

Kejadian serupa juga dialami oleh banyak petani ikan lainnya di area tersebut, dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Mereka berharap pihak berwenang dapat memberikan solusi dan bantuan untuk mengatasi masalah ini serta mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Untuk menangani hal tersebut, para petani ikan berupaya meminimalisir dampak dengan memisahkan ikan yang mati dari yang masih hidup dan membersihkan kolam mereka. Namun, mereka menghadapi tantangan besar karena luasnya area terdampak dan jumlah ikan yang mati sangat banyak.

Mereka juga berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengatasi masalah ini dan memberikan dukungan bagi para petani yang terdampak.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya manajemen budidaya ikan yang adaptif terhadap perubahan cuaca dan kondisi lingkungan, serta perlunya sistem peringatan dini untuk mencegah kerugian serupa di masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)