Diplomasi Indonesia di AS Diharapkan Mampu Konversi Tarif Jadi Investasi

Pertemuan Menlu Sugiono dengan Menlu AS Marco Rubio di Washington. Foto: US State Dept

Diplomasi Indonesia di AS Diharapkan Mampu Konversi Tarif Jadi Investasi

M Rodhi Aulia • 18 April 2025 21:37

Jakarta: Upaya diplomasi Pemerintah Indonesia di Amerika Serikat kembali menunjukkan taringnya. Pertemuan antara Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Luar Negeri AS di Washington D.C. bukan hanya menjadi catatan historis, tapi juga strategis dalam menjawab tantangan proteksionisme global.

Langkah ini diapresiasi oleh Ketua Harian Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI), Yuliandre Darwis. Ia menilai, Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang secara resmi diterima oleh Pemerintah AS usai transisi pemerintahan Joe Biden ke Donald Trump.

“Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang secara resmi diterima di Washington untuk negosiasi tarif bilateral dengan Pemerintah AS di tengah tren proteksionisme global yang kian menguat,” kata Andre yang dikutip, Jumat, 18 April 2025.

Baca juga: Menlu Sugiono Temui Menlu AS Marco Rubio Bahas Kemitraan Strategis

Andre berharap agenda diplomasi ini tidak berhenti pada pengurangan tarif impor semata, melainkan juga membuka peluang bagi kerja sama yang lebih besar dan mendukung prioritas pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Output yang bermanfaat untuk mewujudkan berbagai program Presiden RI Prabowo Subianto, seperti percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, serta mendukung hilirisasi komoditas," jelas Andre.

Ia juga menyoroti pendekatan baru diplomasi Indonesia yang kini dijalankan langsung oleh Presiden dan Menlu, yang ia sebut sebagai “diplomats in chief.” Menurutnya, keduanya menunjukkan gaya diplomasi yang berani, cekatan, dan visioner.

“Presiden Prabowo, dengan latar belakang militer dan pengalaman panjang di kancah global, mengeksekusi diplomasi bukan sekadar sebagai urusan protokoler, melainkan sebagai arena strategis untuk mengamankan kepentingan nasional,” kata Andre.

Dari diplomasi tersebut, lanjut Andre, Indonesia mulai menuai hasil berupa investasi, pengaruh, dan dukungan politik dari berbagai negara mitra.

Sementara itu, Sugiono dinilai membawa pendekatan khas prajurit Kopassus dalam diplomasi luar negeri. Andre menilai gaya tersebut menjadikan kinerja diplomasi Indonesia lebih sigap dan tepat sasaran.

“Sugiono berhasil mengubah pendekatan diplomasi Indonesia menjadi lebih taktis, lebih cepat, dan jauh lebih efektif di lapangan," ujarnya.

Menurut Andre, kepemimpinan Prabowo dan Sugiono telah berhasil mengubah citra Indonesia di mata dunia internasional. Indonesia kini bukan hanya dilihat sebagai negara berkembang yang besar, tetapi negara yang berani mengambil posisi dan dihormati di forum global.

“Sinergi kepemimpinan Presiden Prabowo dan Menlu Sugiono telah mengangkat diplomasi Indonesia ke level yang belum pernah tercapai sebelumnya. Mereka adalah diplomat utama bangsa—diplomats in chief—yang membuktikan bahwa diplomasi bukan hanya seni bicara, tapi seni bertindak dan menghasilkan," terang Andre.

Ia menegaskan, Indonesia sedang menulis bab baru dalam sejarah diplomasi modern. Bab ini ditandai dengan ketegasan, kehormatan, dan keberanian yang membawa Indonesia lebih diperhitungkan dalam percaturan dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)