Revolusi Industri 5.0 di Ekonomi Kreatif Digenjot di Tengah Tantangan Digitalisasi

Ilustrasi. Foto: dok FEB UMSU.

Revolusi Industri 5.0 di Ekonomi Kreatif Digenjot di Tengah Tantangan Digitalisasi

Husen Miftahudin • 17 April 2025 18:56

Jakarta: Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) mendorong Revolusi Industri 5.0 dengan fokus pada ekonomi kreatif dan tanggung jawab sosial. Hal ini menjadi tema dalam konferensi internasional terbesar dalam bidang valuasi, Indonesia International Valuation Conference (IIVC) 2025.
 
IIVC 2025 yang diselenggarakan oleh MAPPI pada 23-24 April 2025, didukung oleh Kementerian Keuangan, dan bertujuan untuk mempertemukan para profesional valuasi, pembuat kebijakan, dan pelaku industri di Indonesia dan dunia.
 
Konferensi ini diharapkan menjadi platform bagi peserta untuk mendalami isu-isu terkini yang mempengaruhi dunia valuasi, seperti digitalisasi, kecerdasan buatan (AI), pembiayaan kekayaan intelektual (IP), serta penilaian tanah yang semakin penting dalam konteks pembangunan infrastruktur dan properti.
 
"Tema yang kami pilih sangat penting mengingat perubahan teknologi yang pesat dan kebutuhan untuk memperkuat ekonomi kreatif serta memperhatikan aspek sosial dalam setiap penilaian. Industri valuasi harus beradaptasi dengan cepat agar tetap relevan di pasar global yang semakin kompleks," kata Ketua MAPPI Budi Prasojo) dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 April 2025.
 
Acara ini tidak hanya akan dihadiri oleh profesional valuasi, tetapi juga diharapkan melibatkan pelaku sektor ekonomi kreatif, sektor keuangan, serta pembuat kebijakan baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan para peserta tentang bagaimana sektor-sektor tersebut berinteraksi dan mempengaruhi standar penilaian yang berlaku di Indonesia.
 
IIVC 2025 akan menghadirkan berbagai narasumber penting dari dalam dan luar negeri, termasuk pejabat pemerintah, organisasi internasional, serta pakar valuasi yang akan membahas tantangan yang dihadapi oleh profesi valuasi di Indonesia. Salah satu topik utama yang akan dibahas adalah pentingnya pembaruan undang-undang terkait profesi valuasi di Indonesia, yang saat ini sedang dalam proses pengesahan di parlemen.
 

Baca juga: Mendorong Ekspansi Industri Konten Indonesia ke Pasar Global
 

Perluas jaringan kolaborasi

 
Konferensi ini juga akan membuka peluang bagi peserta untuk memperluas jaringan mereka melalui sesi-sesi kolaborasi yang dapat memperkuat kapasitas Indonesia dalam menghadapi tantangan global dalam bidang valuasi. Kolaborasi antara organisasi regional dan internasional diharapkan dapat mendorong pengembangan praktik valuasi yang lebih profesional dan kredibel, serta mendukung stabilitas finansial dan keputusan investasi di Indonesia.
 
Dengan dukungan dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang, IIVC 2025 akan menjadi momentum penting dalam membentuk masa depan profesi valuasi di Indonesia. Acara ini juga sejalan dengan visi MAPPI untuk terus mengembangkan profesionalisme valuasi yang sesuai dengan standar internasional dan kebutuhan industri lokal.
 
Peserta konferensi dapat mengharapkan diskusi yang produktif tentang isu-isu terkait digitalisasi, pembiayaan, dan teknologi terbaru yang akan sangat mempengaruhi profesi valuasi di masa depan.
 
"Ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan wawasan dari para ahli dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan di seluruh dunia," ungkap Budi menekankan.
 
Menurut dia, IIVC 2025 bukan hanya sebuah konferensi, melainkan langkah besar bagi Indonesia untuk terus memajukan sektor valuasi dan memastikan profesi ini tetap relevan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)