Ilustrasi. Freepik.
Atalya Puspa • 7 September 2025 15:06
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan fenomena gerhana bulan berwarna merah darah atau blood moon dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Gerhana bulan total akan dimulai pada 7 September 2025 pukul 23.27 WIB hingga 8 September 2025 pukul 02.56 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan gerhana bulan tidak berhubungan dengan kejadian gempa bumi. Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan sejumlah anggapan masyarakat yang mengaitkan fenomena gerhana dengan potensi bencana alam.
"Gaya gravitasi Bulan dan Matahari memang memengaruhi pasang surut laut dan sedikit menekan kerak Bumi, fenomena ini disebut earth tides. Namun efeknya sangat kecil dibanding energi yang tersimpan di zona patahan," jelas Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu, 7 September 2025.
Ia menambahkan energi gempa bumi bukan berasal dari posisi bulan maupun matahari. Melainkan, dari akumulasi tekanan di zona patahan akibat pergerakan lempeng tektonik dalam waktu lama.
"Tidak ada bukti ilmiah bahwa gerhana bulan dapat memicu gempa bumi," tegas Daryono.
Sebagai informasi, gerhana bulan sendiri terjadi ketika posisi bumi berada tepat di antara matahari dan bulan. Saat itu, cahaya matahari terhalang bumi sehingga bayangannya jatuh ke permukaan bulan. Fenomena ini murni peristiwa astronomis dan tidak berkaitan dengan meningkatnya aktivitas seismik.
BMKG mengimbau masyarakat untuk menikmati gerhana bulan sebagai fenomena alam biasa yang aman diamati, serta tetap mengandalkan informasi resmi dari lembaga berwenang terkait aktivitas kegempaan.
Baca juga: 7-8 September Gerhana Bulan Total, Bisa Dilihat di Indonesia? |