Trump Ancam Bom Iran, Jika Tak Buat Kesepakatan Nuklir

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu

Trump Ancam Bom Iran, Jika Tak Buat Kesepakatan Nuklir

Fajar Nugraha • 31 March 2025 06:10

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam Iran pada Minggu 30 Maret dengan bom dan tarif sekunder jika Teheran tak mencapai kesepakatan dengan Washington terkait program nuklirnya.

Dalam pernyataan pertama Trump sejak Iran menolak perundingan langsung dengan Washington minggu lalu, ia mengatakan kepada NBC News bahwa pejabat AS dan Iran tengah berunding, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Jika mereka tak membuat kesepakatan, akan ada bom," kata Trump dalam wawancara telepon.

"Itu akan menjadi bom yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” tegas Trump.

"Ada kemungkinan jika mereka tak membuat kesepakatan, saya akan mengenakan tarif sekunder kepada mereka seperti yang saya lakukan empat tahun lalu," imbuh Trump.

Iran mengirim tanggapan melalui Oman atas surat dari Trump yang mendesak Teheran untuk mencapai kesepakatan nuklir baru, dengan mengatakan, “Kebijakannya adalah tidak terlibat dalam perundingan langsung dengan Amerika Serikat saat berada di bawah kampanye tekanan maksimum dan ancaman militer."

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada Minggu. "Negosiasi langsung (dengan AS) telah ditolak, tetapi Iran selalu terlibat dalam negosiasi tidak langsung, dan sekarang juga, Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa negosiasi tidak langsung masih dapat dilanjutkan," katanya, mengacu pada Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam wawancara NBC, Trump juga mengancam apa yang disebut tarif sekunder, yang memengaruhi pembeli barang suatu negara, baik di Rusia maupun Iran. Dia menandatangani perintah eksekutif minggu lalu yang mengesahkan tarif tersebut pada pembeli minyak Venezuela.

Trump tidak menguraikan lebih lanjut tentang tarif potensial tersebut.

Dalam masa jabatan pertamanya 2017-21, Trump menarik AS dari kesepakatan 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang menetapkan batasan ketat pada aktivitas nuklir Teheran yang disengketakan dengan imbalan keringanan sanksi.

Trump juga memberlakukan kembali sanksi AS yang luas. Sejak saat itu, Republik Islam tersebut telah jauh melampaui batas yang disepakati dalam program pengayaan uraniumnya yang meningkat.

Teheran sejauh ini menolak peringatan Trump untuk membuat kesepakatan atau menghadapi konsekuensi militer.

Negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka katakan dapat dibenarkan untuk program energi atom sipil.

Teheran mengatakan program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan energi sipil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)