Para kardinal melaksanakan kongregasi di Vatikan jelang konklaf. Foto: CNBC TV
Fajar Nugraha • 7 May 2025 10:11
Vatikan City: Sehari sebelum konklaf resmi dimulai, 173 kardinal, termasuk 133 kardinal yang memiliki hak pilih, mengikuti Kongregasi Umum ke-12 pada Selasa, 6 Mei 2025. Dalam pertemuan penting tersebut, para peserta membahas kriteria mendesak yang harus dimiliki Paus masa depan serta tantangan-tantangan besar yang tengah dihadapi Gereja Katolik saat ini.
Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni, menjelaskan kepada media bahwa pertemuan dimulai pukul 09.00 dengan doa, disusul 26 intervensi yang mencakup berbagai tema krusial. Salah satu sorotan utama adalah perlunya pemimpin yang menjadi Pontifex, pembangun jembatan dalam dunia yang terpecah oleh perang, kekerasan, dan polarisasi.
“Paus mendatang harus menjadi gembala yang membawa belas kasih, harapan, dan semangat sinodalitas,” ungkap Bruni, menekankan perlunya kelanjutan reformasi penting yang telah digagas oleh Paus Fransiskus, seperti dikutip Vatican News, Rabu 7 Mei 2025.
Sejumlah topik penting lainnya mencakup penegakan hukum atas kasus kekerasan seksual, reformasi Kuria Romawi, transparansi ekonomi, promosi perdamaian, serta tanggung jawab ekologis. Gereja juga dinilai harus terus menegaskan peran formasi Kristiani sebagai tindakan misioner, sambil mengenang para martir iman yang gugur di wilayah konflik dan tempat dengan kebebasan beragama terbatas.
Isu iklim, hukum kanon, peran kardinal, serta dialog ekumenis juga turut mengemuka. Dalam konteks liturgis, para kardinal merenungkan makna kedekatan Hari Raya Kristus Raja dan Hari Orang Miskin Sedunia sebagai momen refleksi bersama.
Bruni juga mengumumkan bahwa tidak ada lagi kongregasi umum sebelum pemungutan suara dimulai. Rabu pagi akan diawali dengan Misa Pro Eligendo Pontifice, sebelum para kardinal memasuki Konklaf di Istana Apostolik pada pukul 15.45 waktu setempat.
Hari Kamis, proses pemungutan suara akan dimulai pukul 09.15 pagi setelah misa dan doa pagi di Kapel Paulus. Potensi munculnya asap putih sebagai penanda terpilihnya Paus baru diperkirakan sekitar pukul 10.30 atau setelah pukul 17.30 untuk sesi sore. Jika tidak, asap hitam akan tampak sekitar tengah hari dan pukul 19.00.
Di akhir kongregasi, dibacakan pula seruan perdamaian kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik global agar segera melakukan gencatan senjata permanen dan memulai negosiasi menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Cincin Nelayan dari Paus sebelumnya juga secara resmi dinyatakan batal.
(Muhammad Reyhansyah)