Dukung PHTC Presiden Prabowo, Komdigi Percepat Pembangunan Infrastruktur dan Literasi Digital Nasional

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid (Foto:Dok.MetroTV)

Dukung PHTC Presiden Prabowo, Komdigi Percepat Pembangunan Infrastruktur dan Literasi Digital Nasional

Rosa Anggreati • 21 October 2025 12:45

Jakarta: Satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus menunjukkan langkah nyata dalam mempercepat pembangunan fondasi digital nasional. Melalui berbagai program strategis, kementerian di bawah komando Menteri Meutya Hafid itu bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menyiapkan ekosistem digital yang produktif, aman, dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya mendukung Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), Komdigi berperan aktif dalam hampir seluruh inisiatif prioritas Presiden. Menteri Komdigi Meutya Hafid menjelaskan, kementeriannya terlibat dalam komunikasi publik hingga penyediaan infrastruktur digital berbagai program nasional seperti MBG (Makan Bergizi Gratis), Kopdesk (Kopi Digital Desa Kreatif), Sekolah Rakyat Digital, dan Smart TV Edukasi.
“Program sebesar MBG misalnya, tantangannya bukan hanya soal pelaksanaan, tapi juga bagaimana masyarakat memahami hak-haknya. Karena itu, peran Komdigi penting untuk memastikan komunikasi dan infrastruktur digitalnya berjalan,” ujar Menteri Meutya Hafid.

Ia menegaskan bahwa akses digital berperan penting dalam pemerataan pendidikan di daerah. “Kalau di situ ada internet, anak-anak di Sekolah Rakyat bisa belajar dari guru-guru di daerah lain melalui sistem jarak jauh. Perspektif dan kualitas pembelajaran pun meningkat,” tambahnya.


Konektivitas Papua: Dari Tidak Ada Sinyal menjadi Terhubung


Salah satu capaian nyata Komdigi terlihat di Tanah Papua. Sejak Menteri Meutya Hafid menjabat pada Oktober 2024 hingga Mei 2025, telah terpasang 1.705 titik akses internet di enam provinsi di Papua. Kini jumlahnya hampir mencapai 2.000 titik.

"Dulu anak-anak sekolah harus berjalan jauh hanya untuk mencari sinyal. Sekarang mereka bisa belajar dan ikut ujian dari sekolahnya sendiri. Itu sangat mengharukan,” tutur Menteri Meutya.

Capaian ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk TNI dan dunia pendidikan di Papua. Komandan Lantamal X Jayapura, Laksma TNI Freddy JH Pardosi, menyebutkan pembangunan infrastruktur digital sangat membantu tugas-tugas pertahanan di wilayah perbatasan. 

“Konektivitas sekarang luar biasa. Kami bisa meng-cover seluruh tugas, baik di perbatasan darat maupun laut dengan Papua Nugini,” ucap Freddy.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD YPK Netar, Melkianus Wompere, menuturkan manfaat langsung bagi dunia pendidikan. 
 
“Pemasangan perangkat internet sangat membantu kami. Proses belajar-mengajar lebih mudah, dan mahasiswa dari kampus sekitar juga ikut memanfaatkan akses yang ada,” kata Melkianus.

Menanggapi hal itu, Menteri Meutya Hafid menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Pembangunan konektivitas di Papua juga mendukung Asta Cita Presiden, termasuk bidang pertahanan dan pendidikan. Tapi yang paling penting, teknologi tidak bisa berdiri sendiri tanpa kesiapan manusia yang menjaganya,” katanya.


Indonesia Jadi Pelopor Perlindungan Digital Anak di ASEAN


Selain pemerataan akses, Komdigi juga memperkuat sisi perlindungan ruang digital, terutama bagi anak-anak. Pada Maret 2025, Indonesia resmi menjadi negara kedua di dunia setelah Australia yang menerapkan aturan penundaan akses anak terhadap platform digital melalui Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

“Dengan kebijakan ini, anak-anak di bawah usia tertentu tidak langsung bisa mengakses media sosial. Ini langkah penting melindungi generasi muda dari paparan konten negatif,” kata Menteri Meutya.

Kebijakan tersebut mendapat perhatian dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang berencana mengikuti jejak Indonesia. 
“Posisi kita kuat karena pasar digital Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia. Jadi, suara kita lebih didengar oleh platform global,” ucapnya.


Pembangunan Infrastruktur dan Literasi Digital Berjalan Seimbang


Menteri Meutya Hafid menegaskan, pembangunan digital bukan hanya soal menara BTS atau kabel optik. “Sekarang kita sadar, tidak cukup hanya membangun infrastrukturnya. Manusia yang menggunakannya juga harus dibangun,” katanya.

Untuk itu, Komdigi menargetkan 9 juta masyarakat terliterasi digital dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Program literasi ini dijalankan melalui kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Indonesia.

“Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia punya tanggung jawab sosial untuk mendidik masyarakat agar melek digital. Ini bagian dari pembangunan sumber daya manusia digital kita,” kata Menteri Meutya.


Target Lima Tahun: 100% Konektivitas Nasional


Meski sudah banyak kemajuan, masih ada sekitar 2.300 desa di wilayah 3T (terdepan, terluar, terdepan) yang belum terhubung jaringan internet. Menteri Meutya optimistis seluruh wilayah tersebut akan tersambung dalam lima tahun ke depan.

“InsyaAllah semua akan ter-cover. Kami juga baru menyelesaikan konsolidasi industri telekomunikasi, dan hasil merger operator akan berkomitmen membangun 8.000 BTS tambahan,” ujarnya.

Selain itu, Komdigi juga menyiapkan lelang frekuensi 1,4 GHz dan 2,6 GHz untuk memperluas jaringan secara nasional. “Mulai tahun depan, pembangunan infrastruktur digital akan makin terasa. Pemerintah dan swasta bergerak bersama untuk mempercepat konektivitas nasional,” tutur Menteri Komdigi Meutya Hafid.

Dengan komitmen kuat dan langkah progresif yang telah dijalankan, Komdigi menatap lima tahun ke depan dengan optimisme tinggi. Konektivitas yang semakin merata, masyarakat yang semakin melek digital, dan generasi muda yang terlindungi menjadi fondasi bagi Indonesia menuju era digital yang berdaulat dan berdaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)